Peshawar, Pakistan (ANTARA News) - Satu serangan bom bunuh diri di sebuah kompleks pengadilan menewaskan setidaknya delapan orang di bagian barat laut Pakistan pada Senin, kata pejabat.

Serangan terbaru itu terjadi di sekitar wilayah suku Mohmand.

Perwira senior kepolisian, Sohail Khalid mengatakan kepada media bahwa tiga di antara korban yang tewas merupakan personel polisi. Ledakan itu juga melukai 27 orang lainnya.

Saeed Wazir, perwira kepolisian lainnya, mengatakan bahwa pelaku menyasar bangunan pengadilan di kota Shabqadar.

"Pelaku bom bunuh diri itu berusaha memasuki kompleks yudisial dan dia meledakkan dirinya saat polisi menghentikannya," ujar Wazir.

Para saksi mata menjelaskan ada sebuah ledakan besar di lokasi kejadian.

"Kami sedang duduk dengan seorang pengacara saat terjadi sebuah ledakan di pengadilan," kata Gohar Khan, seorang perwira kepolisian setempat yang berada di lokasi kejadian.

"Pihak militer dan sejumlah lembaga penegak hukum lainnya telah datang dan menutup wilayah itu. Mereka yang terluka dilarikan ke rumah sakit," ujarnya, seperti dilaporkan Reuters.

Rekaman yang disiarkan di media televisi Pakistan menunjukkan kerusakan yang luas serta setidaknya dua sisa kendaraan yang hangus di lokasi kejadian.

Shabwadar, yang terletak di sekitar 150 kilometer bagian barat laut ibu kota Islamabad, berdekatan dengan wilayah kesukuan Mohmand, yang menjadi tempat terjadinya sejumlah serangan dalam beberapa hari terakhir.

Pada 1 Maret, sebuah bom pinggir jalan dengan kendali jarak jauh menyasar sebuah konvoi kendaraan menuju Mohmand, menewaskan dua pegawai Konsulat Amerika Serikat asal Pakistan di Peshawar.

Sekitar dua minggu sebelumnya, pada 18 Februari, penembak dari Taliban membunuh sembilan personel paramiliter Pakistan di dua serangan terpisah pada pos penjagaan di Mohmand.

Kedua serangan sebelumnya diklaim dilakukan oleh faksi Jamaat ur Ahrar yang berhubungan dengan kelompok Taliban Pakistan. Tidak ada klaim terkait siapa yang berada di balik serangan senin ini.

Kelompok Tehreek e Taliban Pakistan (TTP), yang juga dikenal dengan nama Taliban Pakistan, telah melakukan pemberontakan terhadap pemerintah Pakistan sejak 2007, demi memberlakukan hukum agama yang lebih kuat.

Serangkaian operasi militer di sejumlah wilayah kesukuan Pakistan, yang terakhir kali dilakukan pada 2014, telah mengurangi kemampuan TTP untuk menyerang target besar, namun sejumlah serangan terhadap aparat keamanan dan warga sipil masih terus berlangsung.

(Uu.Ian/KR-MBR)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016