Hari ini kami sudah mulai melakukan penilitian untuk melihat apa yang terjadi selama dua hari sebelum terjadinya GMT, dan dilanjutkan pada 9 Maret itu. Ya kemungkinan ada efek dua hari sebelum peristiwa GMTPoso, Sulteng (ANTARA News) - Tim peneliti astronomi dari Lembaga Penelitian Astronomi Boscha Institute Teknologi Bandung (ITB) memulai aktivitas penelitian mereka terkait Gerhana Matahari Total (GMT) di Desa Kalora, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Sulawesi Tengah, Senin.
Tim peneliti tampak memasang dan mengoperasikan sebanyak empat teropong observasi untuk memantau GMT.
Peralatan ini nantinya akan dihubungkan ke jaringan telekomunikasi yang memungkinkan tim Boscha ITB melakukan video streaming untuk ditonton oleh masyarakat lewat jaringan internet.
PT. Telkom Indonesia telah memasang jaringan pita lebar (broadband) berkekuatan 10 mbps di Desa Kalora ini untuk mendukung penelitian Tim Boscha ITB dan lembaga penelitian lainnya yang akan memantau GMT dari desa itu.
Menurut Ketua Tim Peneliti Astronomi dan Observatarium Lembang ITB Mahasena Putra, penelitian yang dilakukan sebelum GMT itu untuk melihat apa efek yang terjadi pada fauna dan binatang selama dua hari menjelang GMT.
"Hari ini kami sudah mulai melakukan penilitian untuk melihat apa yang terjadi selama dua hari sebelum terjadinya GMT, dan dilanjutkan pada 9 Maret itu. Ya kemungkinan ada efek dua hari sebelum peristiwa GMT," ujar Mahasena.
Tim ini memiliki tiga tujuan penlitian yakni penilitian pengukuran gravitasi, penilitian pendulum dan penelitian tentang perilaku satwa saat terjadi GMT. Selain itu, para peneliti akan melakukan serta memberikan pelatihan kepada guru-guru IPA di Poso, terkait dengan GMT.
Pada Selasa (8/3) malam, ITB akan menggelar kegiatan pesta bintang. Warga yang datang diajak untuk melihat alam semesta lewat teropong dan diputar daring pada layar besar.
"Kami di sini melakukan serangkaian kegiatan, yang pertama kami lakukan itu adalah pelatihan terhadap guru sekolah tentang peristiwa gerhana dan lain-lain, kemudian besoknya ada pesta bintang pada malam hari. Dan pagi tanggal 9 Maret, bersama-sama masyarakat menyaksikan GMT dengan menggunakan teleskop," ujar Mahasena.
Sementara masyarakat lainya yang tidak sempat menggunakan teleskop, dapat menyaksikan fenomena alam melalui layar TV yang disiarkan secara langsung melalui teleskop yang disalurkan ke layar televisi layar lebar.
Sementara itu Pemkab Poso akan menggelar Festival Kawaninya yang akan dibuka Selasa (8/3) dengan menabuh padengko, alat bunyi-bunyian tradisional yang terbuat dari bambu, dan juga gendang dan gong, oleh ratusan warga Poso dan dilanjutkan pesta seni budaya dan pameran potensi wisata dan produk kreatif masyarakat Poso serta kuliner selama dua hari.
Pewarta: Fauzi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016
