Makassar (ANTARA News) - PS Persis terancam didiskualifikasi dari turnamen sepak bola Sulsel Super League (SSL) U-21 setelah kapten tim mereka melakukan provokasi dan membuat keributan saat berakhirnya pertandingan semi final di Lapangan Karebosi Makassar, Minggu.

"Soal keputusan diskualifikasi atas Persis akibat ulah tidak terpuji pemain, akan kita rundingkan dengan seluruh panitia. Kita setiap mengambil keputusan memang menggelar rapat internal lebih dulu," kata Ketua panitia SSL Sri Syahril di Makassar, Senin.

Ia menyayangkan sikap pemain yang diketahui bernama Nur Fajar tersebut. Apalagi pemain yang bersangkutan justru masuk dalam tim Pra-PON Sulsel.

Ia menjelaskan, mentalitas pemain yang rapuh bisa memberi dampak kurang baik bagi masa depannya sebagai pesepakbola. Bahkan jika sikap seperti itu tidak diubah maka tentu akan sulit untuk bisa berkembang dan sukses dalam dunia sepak bola.

Sikap yang tidak patut dicontoh itu terjadi setelah tim Persis kalah dari Semen Bosowa FC di babak semifinal melalui adu penalti, (6/3).

Karena tidak terima atas kekalahan itu, pemain temperamen ini mendatangi meja panitia dan wasit sekaligus melancarkan provokasi. Pemain tersebut juga mengeluarkan makian dan umpatan keras yang dilontarkan kepada sang pengadil yang memimpin laga, Haris Paturu.

Salah seorang panitia yang juga wartawan olahraga Makassar mencoba mengingatkan aksi kurang terpuji yang diperlihatkan Nur Fajar.

Keinginan memperingatkan pemain yang juga skuat Pra-PON Sulsel dengan tepukan dipundak, dianggapnya sebagai sebuah pemukulan. Sekali lagi dengan emosi yang tidak terkontrol, Nur Fajar berteriak "Kau pukul saya," tuduh Nur Fajar.

Kondisi yang sebenarnya sudah mulai kondusif tiba-tiba gaduh, akibat provokasi sang kapten. Panitia yang menegur langsung tersudut dengan umpatan tidak bertanggung jawab dari sang kapten.

Sementara itu, Haris Paturu memilih untuk bungkam. Dirinya mengaku jika pemain yang seperti itu tidak ada gunanya diladeni berdebat.

Sikap Nur Fajar memang sudah lama dikeluhkan oleh sang pengadil lapangan. Hanya, toleransi dan demi menghargai karir sang pemain, Nur Fajar diberi kesempatan. Namun akibat tindakan yang terus-menerus dilakukan dalam bebeberapa kesempatan itu justru membuat timnya terancam tidak bisa lagi berlaga dalam perebutan posisi ketiga menghadapi Persibone Kabupaten Bone.

Pewarta: Abd Kadir
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016