Brussels (ANTARA News) - Para pemimpin Uni Eropa menyambut tawaran Turki untuk menarik lagi imigran yang melintas masuk Eropa ke Turki, dengan imbalan Eropa menyanggupi tambahan dana yang diminta Ankara, mempercepat keanggotaan Uni Eropa dan perjalanan tanpa visa yang lebih cepat.

Rincian kesepakatan masih dituntaskan, namun 28 pemimpin Uni Eropa memerintahkan para pejabatnya untuk bekerja lebih keras demi mencapai kesepakatan paket ambisius dengan Turki pada KTT 17-18 Maret nanti.

Kanselir Jerman Angela Merkel dan Perdana Menteri Inggris David Cameron menjadi di antara pemimpin yang menyambut gembira proposal Turki pada pertemuan darurat di Brussels yang dianggap sebagai jalan keluar bagi krisis pengungsi Eropa.

Sekitar satu juta orang mengungsi untuk menghindari perang dan kemiskinan di Timur Tengah dengan membanjiri Eropa sejak awal 2015, baik melalui jalur laut dari Turki ke Yunani maupun lewat jalur darat menyeberangi Balkan dari Turki.

Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu berkata kepada para pemimpin Uni Eropa bahwa Ankara bersedia menarik kembali semua imigran yang masuk ke Eropa dari Turki, di masa mendatang, termasuk pengungsi Suriah, selain juga mereka yang dicegat di perairan teritorial mereka.

"Dengan posisi pengubah pendulum ini pada dasarnya tujuan kami adalah mencegah migrasi ilegal, mencegah penyelundupan manusia, membantu orang yang ingin pergi ke Eropa dengan menganjurkan mereka menempuh jalur migrasi yang sah pada pola yang disiplin dan reguler" kata dia dalam jumpa pers.

Imbalan untuk penarikan kembali pengungsi itu adalah Turki meminta Uni Eropa menggandakan pendanaan sampai 2018 demi membantu pengungsi Suriah tinggal di Turki dan komitmen membawa seorang pengungsi Suriah secara langsung dari Turki untuk setiap pengungsi yang kembali dari Pulau Aegea di Yunani.

Davutoglu juga meminta liberalisasi visa Uni Eropa untuk warga Turki sampai Juni dari akhir 2016 dan membuka lima bab negosiasi baru untuk proses keanggotaan Turki di Uni Eropa.

Para pemimpin Uni Eropa menyetujui target tanggal untuk perjalanan bebas visa yang dimintakan Turki pada semua kondisi termasuk mengubah kebijakan visa kepada negara-negara Islam dan menerapkan paspor biometrik yang sulit dipalsukan, demikian Reuters.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016