Jakarta (ANTARA News) - Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan menilai demokrasi yang masyarakat Indonesia anut saat ini sudah condong kebarat-baratan, bukan lagi mengarah ke kekeluargaan, musyawarah mufakat.

"Akibatnya demokrasi kita menjadi mahal," ujar dia saat menghadiri sosialiasasi Empat Pilar Kebangsaan di Universitas Riau Pekanbaru, seperti keterangan tertulis MPR, Selasa. Kehadiran Zulkifli sekaligus membuka Olimpiade PKn V se-Riau yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan Universitas Riau.

Lebih lanjut, dia menegaskan bahwa demokrasi yang Indonesia anut saat ini sudah menyimpang cita-cita awal para pendiri bangsa, yakni tidak lagi sesuai lagi dengan Pasal 4 UUD NRI Tahun 1945. Pasal itu berbunyi "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan".

Dia mengatakan, demokrasi yang bebas menjadi mahal, sehingga bila seseorang mau menjadi gubernur, bupati, ataupun anggota DPR, maka harus memiliki sponsor. Akibatanya, lanjut Zulkifli, kedaulatan juga sudah bergeser, tidak lagi di tangan rakyat, tapi kedaulatan di tangan sporsor atau kedaulatan di tangan pengusaha.

Selain itu, demokrasi yang saat ini juga condong ke arah menang-menangan, menjadikan orang yang kaya semakin kaya dan sebaliknya yang miskin menjadi semakin miskin. "Bayangkan ada dua orang kota menguasai tanah sama luasnya dengan tanah milik seribu orang desa. Kalau ini terus terjadi maka hancur negara ini," kata dia.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016