Jakarta (ANTARA News) - Pelatih panjat tebing DKI Jakarta Hendra Basir menyampaikan bahwa kondisi fasilitas latihan untuk cabang olahraga tersebut di Jakarta cukup memprihatinkan.

Lokasi latihan yang saat ini digunakan, yaitu di GOR Soemantri Brodjonegoro (Jakarta Selatan), dinilai sudah perlu untuk direnovasi atau dicarikan lokasi lain yang lebih baik, ujar Hendra saat ditemui di Jakarta, Selasa siang.

"Kalau dibandingkan dengan arena panjat tebing untuk PON besok, punya kita sudah tidak sesuai. Kalau kita punya yang seperti itu, bisa lebih efektif lagi latihan kita," ujar Hendra saat ditemui pada sesi latihan.

Hendra menegaskan, kebutuhan yang sangat mendesak dan berkaitan dengan proses latihan adalah perlunya fasilitas track baru untuk nomor speed, boulder, dan lead.

Saat ditanya sejauh mana upaya untuk mencari lokasi latihan lain di Jakarta, Hendra mengatakan bahwa hal tersebut sulit untuk dilakukan karena fasilitas latihan yang sekarang digunakan justru merupakan yang terbaik di Jakarta.

"Coba bandingkan dengan arena latihan milik Jawa Timur, dinding panjatnya jauh lebih luas dari lokasi ini. Tapi ya kembali lagi, kita tidak mau mengeluh karena percuma. Pokoknya maksimal latihan apapun hasilnya," tukas Hendra.

Fasilitas menara panjat tersebut, ujarnya, juga tidak bisa digunakan apabila banyak kendaraan yang parkir di bawahnya mengingat lokasinya yang bersebelahan dengan pusat perbelanjaan.

"Misalnya seperti Sabtu kemarin sewaktu ada event di sini kan jadi penuh untuk parkir. Jadi ya kita mengalah, tidak bisa latihan," tukasnya menambahkan.

Selain fasilitas luar ruangan, kondisi serupa juga dialami pada fasilitas pendukung nomor boulder yang berada di dalam ruangan.

Berdasarkan pantauan Antara, papan boulder yang kerap digunakan latihan atlet panjat tebing DKI Jakarta terletak di dalam tribun stadion Soemantri Brodjonegoro dengan ukuran yang kurang memenuhi standar.

Kemudian, kasur matras yang digunakan sebagai bantalan di bawah papan boulder juga terlihat sudah sobek dan menghasilkan debu jika tertimpa atlet yang jatuh atau turun dari papan tersebut.

"Di tahun 2012 ada atlet sampai kena asma karena debu dari matras itu, ya mau bagaimana lagi akhirnya dia berhenti," ujar Hendra menjelaskan.

Hendra pun mengatakan bahwa pihaknya telah mengajukan proposal kepada Disorda untuk mencari solusi terbaik bagi fasilitas latihan tersebut, namun hingga saat ini belum mendapat kepastian.

Pewarta: Roy Rosa
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016