Palembang (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memprakirkan kondisi cuaca di Kota Palembang dan dan wilayah Provinsi Sumatera Selatan lainnya pada saat terjadi Gerhana Matahari Total, Rabu (9/3) pagi cerah berawan

Berdasarkan pengamatan melalui satelit, tutupan awan pada saat terjadi Gerhana Matahari Total (GMT) di Kota Palembang dan sekitarnya 30-50 persen, kata Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Kenten BMKG Sumsel Indra Purnama, di Palembang, Selasa malam.

Sedangkan pada siang hingga sore harinya diprakirakan cuaca berawan hingga berpeluang turun hujan ringan dan sedang dengan tutupan awan 50-85 persen, katanya.

Dia menjelaskan, secara statistik hujan yang turun pada pagi hari di Maret 2016 ini relatif sedikit berkisar 15 hingga 20 persen.

Melihat angka statistik tersebut, diprakirakan cuaca cukup bersahabat dan mendukung dilaksanakannya kegiatan shalat gerhana matahari dan pengamatan proses fenomena alam langka itu di ruangan terbuka seperti yang disiapkan Pemerintah Kota Palembang dan Pemprov Sumsel, ujarnya.

Dia menjelaskan, fenomena alam langka Gerhana Matahari Total diprakirakan melintasi delapan kota di provinsi yang memiliki 17 kabupaten dan kota itu.

Berdasarkan pengamatan melalui satelit, selain bisa dilihat masyarakat Kota Palembag, GMT juga bisa dilihat masyarakat di tujuh kota Sumsel lainnya yakni Lubuklinggau, Rupit, Muarabeliti, Talang Ubi, Sekayu, Pangkalanbalai, dan Indralaya.

Kota Palembang sebagai Ibukota Provinsi Sumsel sebagai salah satu dari 11 kota di Indonesia yang menjadi pusat kegiatan wisata Gerhana Matahari Total.

Beberapa kota yang dilintasi GMT yakni Palembang dengan durasi atau lamanya waktu berlangsungnya fenomena alam itu sekitar satu menit lima puluh dua detik (1:52 detik) yang diperkirakan mulai terjadi pada Rabu (9/3) pagi sekitar pukul 06.20 WIB.

Kemudian Bangka (2:08 detik) pada pukul 06.20 WIB, Belitung (2:10 detik) pukul 06.20 WIB, Sampit (2:08 detik) pukul 06.23 WIB, Palangkaraya (2:29 detik) pukul 06.23 WIB.

Balikpapan (1:09 detik) pukul 07.25 WIB, Palu (2:04 detik) pukul 07.27 WITA, Poso (2:40 detik) pukul 07.28 WITA, Luwuk (2:50 detik) pukul 07.30 WITA, Ternate (2:39 detik) pukul 08.36 WIT, dan Halmahera (1:36 detik) pukul 08.37 WIT, ujar Indra.

Sementara Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumatera Selatan Herlan Aspiudin menjelaskan bahwa konsep wisata GMT yang disiapkan dan dipromosikan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata provinsi setempat cukup diminati wisatawan asing.

"Sekarang ini sejumlah hotel berbintang di Palembang telah menerima pesanan kamar dari warga asal 12 negara yang akan menyaksikan fenomena alam langka GMT dari atas Jembatan Ampera," ujarnya.

Berdasarkan data dari sejumlah hotel, ratusan orang asing dari 12 negara seperti Singapura, Malaysia. Prancis, Inggris, Jerman, Belgia, Belanda, dan Amerika Serikat bersama warga Palembang dan daerah lainnya akan menyaksikan Gerhana Matahari Total (GMT).

Untuk menyambut tamu asing itu, hotel-hotel yang ada di Bumi Sriwijaya ini telah melakukan berbagai persiapan sesuai dengan permintaan tamu.

Persiapan yang dilakukan seperti berbagai menu makanan sesuai dengan selera dari tamu masing-masing negara, serta menyiapkan kebutuhan lain yang dapat mendukung aktivitas mereka selama di kota ini seperti kendaraan operasional, kata Ketua PHRI Sumsel.

Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016