London (ANTARA News) - Delegasi dari Indonesia yang diwakili Rifki Ismal dari Bank Indonesia, Hafas Furqani dari UIN Ar-Raniry, Dian Masyita dari Universitas Padjajaran dan Murniati Mukhlisin mewakili STEI Tazkia mengikuti konferensi perbankan dan keuangan Syariah yang digelar di Kota suci Mekkah, Saudi Arabia.

Konferensi internasional tentang perbankan dan keuangan syariah akhir-akhir ini sering diadakan di berbagai negara, ujar dosen di Universitas Essex Murniati Mukhlisin mewakili STEI Tazkia kepada Antara London, Rabu.

Awal 2016 ditandai dengan konferensi pertama The First International Conference on Islamic Banking and Finance (ICIBF) di kota suci Mekkah, Saudi Arabia, sebelumnya simposium internasional Annual Islamic Economic and Finance yang bertempat di Istanbul, Turki.

Konferensi kali ini menyedot hampir 1000 peminat namun yang berhasil lolos seleksi hanya 60 orang, ujar Ketua Panitia ICIBF 2016 yang juga Dekan College of Islamic Banking and Finance, Salah Alagla.

Tema yang diusung adalah efisiensi dan stabilitas keuangan yang menyakup topik - topik syariah mulai dari manajemen resiko, analisa ekonomi, pasar modal, keuangan mikro, akuntansi, regulasi, dan isyu seputar manajemen.

Pakar keuangan syariah terkenal seperti Taqi Usmani, Muhammad Abdul Manan, Monzer Kahf, M Fahim Khan, Mehmet Asutay, M Kabir Hassan, turut hadir dalam acara, sementara delegasi dari Indonesia Rifki Ismal mewakili Bank Indonesia, Hafas Furqani dari UIN Ar-Raniry, Dian Masyita dari Universitas Padjajaran dan Murniati Mukhlisin mewakili STEI Tazkia.

Murniati mengatakan universitas Umm Al-Qura yang baru membuka program perbankan dan keuangan syariah dua tahun yang lalu yang akan meluluskan banyak lagi pakar yang fasih bahasa Arab dan penghafal Quran yang juga menguasai bidang keuangan syariah.

Dikatakannya tidak kalah pentingnya adalah para lulusan ini dibekali dengan pendidikan akhlak yang baik yang dapat membawa industri keuangan syariah menjadi makin efisiensi, stabil dan makin syariah.

Aisyah Amin seorang mahasiswi asal Indonesia yang juga alumni STEI Tazkia mengatakan selain biaya pendidikan gratis, mahasiswa juga diberikan uang tunjangan hidup sebesar SAR 800 atau sekitar 2.4 juta rupiah tiap bulan.

Dengan bantuan berbagai sponsor, kepada seluruh peserta konferensi panitia menyiapkan biaya tiket, penginapan, fasilitas antar jemput dan kesempatan menunaikan ibadah umrah menjadi penghargaan bagi para pakar dan peneliti yang hadir.

Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016