Jenewa (ANTARA News) - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa (8/3) menyarankan perempuan hamil tidak bepergian ke wilayah yang terdampak virus Zika karena adanya potensi risiko cacat lahir.

Lembaga itu menyatakan penularan virus itu melalui hubungan seksual "relatif umum" dan bahwa pelayanan kesehatan di wilayah yang terdampak Zika harus siap menghadapi potensi peningkatan kasus sindrom saraf seperti mikrosepali dan cacat bawaan.

"Perempuan hamil yang pasangan seksualnya tinggal di atau melakukan perjalanan ke daerah dengan wabah Zika harus memastikan hubungan seks yang aman atau tidak melakukannya selama masa kehamilan," kata WHO dalam satu pernyataan, berdasarkan saran Komite Darurat yang terdiri atas para pakar independen.  

Sebelumnya badan kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa itu telah menyarankan perempuan untuk mempertimbangkan menunda perjalanan yang tidak penting ke daerah-daerah penyebaran virus Zika, yang menular melalui gigitan nyamuk dan menyebar melalui Amerika Latin, termasuk tuan rumah Olimpiade, Brasil.

Hubungan antara Zika dan bayi yang lahir dengan kepala kecil dan gangguan perkembangan, serta sindrom Guillain-Barre yang dapat menyebabkan kelumpuhan, belum terbukti secara ilmiah namun studi menunjuk ke arah itu menurut WHO.

"Jelas penularan Zika selama masa kehamilan akan menyebabkan sesuatu yang buruk," kata Direktur Jenderal WHO Margaret Chan pada jumpa pers.

"Sangat penting bagi kami untuk merekomendasikan langkah-langkah kesehatan masyarakat yang kuat dan tidak menunggu sampai kita memiliki bukti pasti."

David Heymann, yang memimpin Komite Darurat WHO yang dibentuk pada 1 Februari, mengatakan, "Tanggung jawab ada pada negara untuk mengidentifikasi dan melaporkan wilayah mana yang terkena wabah Zika dan tempat mana yang tidak terkena Zika."

WHO tidak merekomendasikan pembatasan perdagangan atau perjalanan umum.

Tapi lembaga itu mengatakan mekanisme yang ada di bawah Peraturan Kesehatan Internasional WHO harus dieksplorasi, termasuk rekomendasi penyemprotan untuk menghalau nyamuk dan tempat berkembang biak mereka.       

"Kita bisa menghadapi lebih banyak kasus dan penyebaran geografis lebih lanjut," kata Chan.

"Penularan secara seksual lebih umum daripada yang diperkirakan sebelumnya."

Direktur Eksekutif WHO untuk Wabah dan Kedaruratan Bruce Aylward mengatakan penularan Zika melalui hubungan seks baru tercatat menular dari laki-laki ke perempuan.

"Tidak ada bukti (penularan) perempuan ke laki-laki, jadi ini buntu," katanya seperti dilansir kantor berita Reuters.(Uu.M052)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016