Batam (ANTARA News) - Dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik serta mengurangi resiko bagi jemaah haji Indonesia, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berupaya agar pada penyelenggaraan haji tahun ini tidak ada lagi jemaah Indonesia yang menempati kawasan Mina Jadid, saat melaksanakan wajib haji bermalam di Mina.

Menurut Menag, dalam rilis yang diterima ANTARA News dari Batam, Jumat, jarak antara Mina Jadid dengan tempat melempar jumrah (jamarat) sangat jauh, yakni mencapai 7 km. Jarak itu harus ditempuh dengan berjalan kaki sehingga berpotensi menimbulkan risiko kesehatan dan keamanan bagi jemaah. Jika jaraknya bisa diperpendek, Menag berharap risiko itu bisa diminimalisir.

"Tahun ini kita harus punya target, kita upayakan agar tidak ada lagi jemaah haji kita yang ditempatkan di Mina Jadid. Karena itu jauh sekali. Dari 125 korban peristiwa Mina pada musim haji lalu, sebagian adalah mereka yang tinggal di sana," kata Menag dalam Rapat Koordinasi di Kantor Urusan Haji Indonesia (KUHI) Jeddah, Kamis (10/3).

Rakor itu diikuti oleh Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Abdul Djamil, Sekjen Kemenkes Untung Suseno Sutarjo, Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis, Kapus Kesehatan Haji Kemenkes Muhtaruddin, Konjen RI di Jeddah Dharmakirty Syailendra Putra, dan Staf Teknis Haji I KUHI Ahmad Dumyathi Bashori beserta jajaran STH di KUHI.

Menag mengatakan ada tiga alternatif solusi yang diupayakan agar jemaah haji Indonesia tidak lagi ditempatkan di Mina Jadid.

Solusi pertama, Menag mengaku sudah berkirim surat kepada Menteri Haji Saudi agar tenda Mina bisa ditingkat sehingga daya tampungnya lebih banyak dan tidak perlu lagi ada jemaah haji yang ditempatkan di luar wilayah Mina. Menag masih menunggu respon Pemerintah Saudi terkait surat tersebut, apakah bisa direalisasikan pada tahun ini atau tidak.

Solusi kedua, lanjut Menag, jemaah haji yang diproyeksikan ditempatkan di Mina Jadid akan ditempatkan di pemondokan di Makkah yang terdekat dengan Mina.

"Jadi mereka tidak perlu tinggal di tenda. Mereka kembali ke hotelnya sehingga itu diharapkan dapat meminimalisir potensi kesasar atau bahkan potensi terjadinya kecelakaan, ancaman kesehatan, dan lainnya," jelasnya.

Selama ini, ada sekitar tujuh Maktab di Mina Jadid yang ditempati oleh jemaah haji Indonesia. "Kita sudah bisa memproyeksikan kloter yang nantinya akan menempati tujuh maktab itu kita tempatkan di hotel-hotel yang berdekatan dengan jamarat," ujar Menag.

Sebagai solusi ketiga, Menag ingin agar jemaah haji yang ditempatkan di Mina Jadid menempati tenda petugas haji di Mina. "Biarlah jemaah yang di Mina Jadid, tinggal di tenda yang biasa kita tempati. Lalu petugas carikan tempat lain di luar Mina," tutur Menag.

Selama ini, tenda petugas haji di Mina berada di dekat pintu terowongan Muaishim yang mengarah ke Jamarat. Jarak dari tenda ke Muaishim jauh lebih dekat jika dibandingkan dengan Mina Jadid.

Menag Lukman dan tim dijadwalkan akan berada di Arab Saudi sampai dengan Selasa (15/03) mendatang. Selama di Saudi, Menag akan melakukan sejumlah pertemuan guna membahas persiapan penyelenggaraan ibadah haji.

Hari ini, Menag dijadwalkan akan meninjau lokasi pemondokan jemaah haji di Makkah. Selain itu, Menag juga akan melakukan pertemuan dengan Muassasah Asia Tenggara dilanjutkan dengan mengunjungi Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) di Makkah.

Pewarta: Monalisa
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016