Promosi tidak saja dilakukan pemerintah dan industri pariwisata, tetapi bisa juga dilakukan berbagai kalangan ..."
Berlin (ANTARA News) - Duta Besar RI di Jerman, Fauzi Bowo, mengemukakan bahwa mempromosikan pariwisata Indonesia bukan saja menjadi tanggung jawab pemerintah, melainkan seluruh masyarakat Indonesia yang ada di luar negeri.

"Promosi tidak saja dilakukan pemerintah dan industri pariwisata, tetapi bisa juga dilakukan berbagai kalangan, termasuk masyarakat dan mahasiswa yang ada di luar negeri," ujarnya di Paviliun Indonesia di ITB Berlin, Jerman.

Paviliun Indonesia di Bursa Pariwisata Internasional (Internationale Tourismus-Börse/ITB) Berlin itu menggelar pertemuan yang juga dihadiri Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pasar Eropa, Timur Tengah, dan Afrika Kementerian Pariwisata Nia Niscaya.

Selain itu, perwakilan dari kantor visit Indonesia Tourism Officer (VITO) Prancis, Eka Moncarre, Country manager VITO Singapura, Sulaiman Shehdekm dan DR Werner F Weiglein dari Baliem Valley pemilik Museum Papua di Frankfurt, Jerman.

Fauzi Bowo, yang juga mantan Gubernur Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, mengemukakan bahwa sangat konsen dengan promosi pariwisata yang tengah dilakukan Indonesia dengan ikut dalam bursa pameran pariwisata terbesar di dunia yang berlangsung di Kompleks Pameran Berlin (Berlin Messe) dari 9 hingga 13 Maret 2016,

Dalam penyelenggaraan ITB Berlin yang digelar untuk ke-50 kalinya itu, Paviliun Indonesia mengusung tema Indonesia Hebat (Wonderful Indonesia) dengan paviliun yang berbentuk kapal layar khas Bugis atau pinisi yang dikerjakan PCO Karma Event Indonesia.

Paviliun Indonesia tahun ini menarik pengunjung pameran ITB Berlin dan juga kalangan industri, bahkan ada yang mengakui lebih baik ketimbang dari tahun sebelumnya.

Hal itu diungkapkan Wakil Direktur Promosi di Eropa, Maria Mayabubun. Ia mengatakan, keikutsertaan Indonesia dalam bursa pameran pariwisata internasional tersebut untuk menjaga kesinambungan keberadaan Indonesia di ITB Berlin.

Sementara itu, Tjokorda Gde Putra Sukawati dari Puri Agung Ubud mengemukakan, meskipun sudah dikenal diberbagai negara, Bali harus tetap melakukan promosi kalau tidak mau ketinggalan dari daerah lain.

"Bahkan, bisa tertinggal, kalau tidak mau mempromosikan Bali secara kontinyu karena banyak daerah lain yang melakukan promosi secara besar-besaran," ujar pemilik hotel, resort dan spa di Ubud, Bali, itu.

Paviliun Indonesia di ITB Berlin tahun ini  lebih luas dan juga lebih moderen dengan mengetengahkan sarana multimedia yang menunjukkan citra positif Indonesia di mata masyarakat dunja.

Koordinator Perjalanan Wisata Adventure Indonesia, Meldy Vickly Senduk, mengemukakan bahwa mengikuti promosi di ITB Berlin untuk yang ke delapan kalinya, dan tahun ini penampilan Paviliun Indonesia harus diakui terbaik dari sebelumnya,

Kegiatan Paviliun Indonesia 2016 didukung 101 industri yang melakukan promosi dan penjualan untuk pasar Eropa, serta beberapa pemerintah daerah.

Dalam ajang itu juga dimeriahkan dengan menampilkan budaya berupa seni tari yang dibawakan penari dari kelompok Djawa Trails, Malang Carnival dan potret wajah siluet garapan artis Priaji Kusnadi, serta dua spa therapis Elianta bersama Silvia Oktaviyanti, Selain itu, dilengkapi sarana pertunjukan maya senyatanya (vitual reality/VR).

Di bagian pojok kopi (coffee corner) di Paviliun Indonesia juga menyediakan berbagai jenis kopi Nusantara yang diracik oleh barista Deril Juniar.

Peracik (mixologist) Erwin Perdana Warman bersama Khair Zarrah juga memperkenalkan minuman tradisional Indonesia, seperti wedang jahe dan kunyit sekawan, roejak mercon, serta kopi tahlil yang menarik perhatian pengunjung Paviliun Indonesia.

Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016