Bandung (ANTARA News) - Penambahan kuota atlet dan nomor pertandingan menembak pada Rapat Anggota Tahunan (RAT) KONI Pusat tidak akan berpengaruh terhadap pencapain target perburuan medali emas Kontingen Jabar pada PON XIX/2016. Target Jabar tetap bidik minimal 20 persen dari total 754 medali emas yang dipertandingkan.

"Penambahan kuota itu tidak berpengaruh terhadap misi Jabar di PON XIX/2016 mendatang, karena target Jabar sudah terpetakan dan terukur," kata Ketua Umum KONI Jawa Barat Ahmad Saefudin di Bandung, Senin.

Menurut Ahmad, target Jabar sudah terpetakan baik cabang, nomor dan kelas pertandingan serta telah memetakan atlet-atlet yang akan dihadapi atlet Jabar pada PON nanti.

Sehingga, kata Ahmad, masuknya sejumlah atlet di beberapa cabang olahraga itu tidak berpengaruh kepada target Jabar yang membidik minimal 20 persen dari total 754 medali emas yang dipertandingkan di ajang itu.

"Pencanangan target oleh Satlak PON XIX/2016 Jabar berdasarkan hasil penghitungan dan pemetaan kekuatan sendiri dan lawan. Jadi tidak perubahan kuota itu tidak jadi masalah buat Jabar, target kita sudah final," kata Ahmad Saefuddin.

Ia mengakui, beberapa kontingen mengajukan penambahan kuota atlet di beberapa cabang, termasuk penambahan nomor pertandingan cabang menembak. Namun menurut dia nomor itu tidak berpengaruh bagi Jabar.

Kesepakatan itu menurut dia merupakan bagian dari betapa Jawa Barat sebagai tuan rumah mendengar aspirasi dari kontingen lain. Yang jelas tidak ada keraguan lagi bagi Jabar untuk mewujudkan peraihan medali itu.

"Saya dilatih dan ditempa tidak untuk bersikap ragu, tapi target itu pasti dan akan diperjuangkan," kata.

Pada kesempatan itu, ia juga memastikan formasi pelatih sudah final dan dipastikan tidak akan terjadi penggantian atlet di tiap cabang olahraga.

"Pergantian pelatih itu merupakan kebutuhan riil dan hasil evaluasi. Namun sejak hari ini saya pastikan tidak akan ada lagi penggantian pelatih, namun kami minta mereka bekerja lebih intensif lagi memanfaatkan waktu yang tersisa jelang PON," kata Ahmad Saefudin menambahkan.

Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016