Dan saya yakin Presiden Jokowi punya hati yang lebih teduh dan nalar yang lebih jernih untuk menyelamatkan sepakbola nasional ketimbang membiarkan adu otot antara Kemenpora dan PSSI,"
Bandung (ANTARA News) - Partai Demokrat mengimbau agar Presiden Joko Widodo untuk segera mencabut pembekuan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang dilakukan sejak tahun 2015 oleh pemerintah sehingga seluruh kompetisi yang digelar PSSI tertunda.

"Dan saya yakin Presiden Jokowi punya hati yang lebih teduh dan nalar yang lebih jernih untuk menyelamatkan sepakbola nasional ketimbang membiarkan adu otot antara Kemenpora dan PSSI. Ada jutaan bobotoh dan suporter yang sudah tidak kuat tahan dahaga untuk saksikan klubnya berkompetisi," kata Juru Bicara Partai Demokrat Dede Yusuf Macan Effendi di Bandung, Selasa.

Ia mengatakan walaupun sejumlah turnamen sepakbola nasional telah digelar tapi tidak akan bisa mengangkat prestasi sepakbola nasional karena sesungguhnya yang dibutuhkan insan sepakbola saat ini adalah sebuah kompetisi yang profesional dan fair play dengan melibatkan seluruh klub profesional di berbagai tingkatan.

Menurut dia turnamen sepak bola yang sudah dan sedang berlangsung hanya diikuti oleh beberapa klub semata dan hanya dilangsungkan pada level atas tidak pada level bawah atau divisi I dan II.

"Harus diingat bahwa klub anggota PSSI bukan cuma itu-itu saja, saya sih sebagai bobotoh senang Persib selalu diundang ikut turnamen Piala Presiden, Piala Sudirman, Piala Bhayangkara, tapi kan klub yang lain butuh pertandingan juga," kata dia.

"Sepakbola nasional butuh kompetisi, bagaimana kita mau punya tim nasional yang kuat kalau tidak ada kompetisi sebagai seleksi prestasi dan potensi," lanjut mantan Wakil Gubernur Jawa Barat ini.

Dikatakannya, tanpa kompetisi sepak bola maka yang dirugikan tidak hanya klub melainkan juga pemain dan pelatih yang kehilangan arena potensi bakat dan prestasi yang secara otomatis menghilangkan penghidupan mereka yang notabene rakyat biasa.

"Sehingga dengan kata lain, perekonomian rakyat melambat sehingga daya beli masyarakat melemah," katanya.

Ia menuturkan kedua hal tersebut yaitu kehilangan arena bakat dan penghidupan tidak bisa hanya diobati dengan dilangsungkan turnamen-turnamen insidentil karena pada level bawah Divisi I dan II terjadi kemacetan yang sama.

"Adapun pada level amatir klub kehilangan kesempatan untuk masuk ke tingkat profesional. Prestasi nasional itu berbanding lurus dengan kualitas kompetisi, pemain dan tim yang hebat lahir dari kompetisi yang ketat. Tidak ada jalan lain harus digelar kompetisi nasional mulai dari kasta profesional tertinggi sampai kasta terendah dan amatir." ujarnya.

Lebih lanjut ia mengatakan FIFA hanya mengakui PSSI sebagai penyelenggara kompetisi sepakbola profesional maka tidak ada jalan lain bagi pemerintah selain mencabut pembekuan PSSI.

"Karena apabila kompetisi digelar bukan toleh PSSI maka bagi FIFA hanya masuk kategori amatir," kata Dede Yusuf.

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016