Pada tahun 2015, perkebunan kelapa sawit (CPO) di Indonesia sudah mencapai qq juta hektare dengan total prosuksi mencapai 32 juta ton. Dimana 45 persen dari laian ini milik petani, sisanya dikuasai oleh korporasi dan badan usaha milik negara (BUMN),"
Denpasar (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan perkebunan kelapa sawit di Indonesia terus meningkat, sehingga produksi yang dihasilkan perkebunan tersebut semakin membaik.

"Pada tahun 2015, perkebunan kelapa sawit (CPO) di Indonesia sudah mencapai qq juta hektare dengan total prosuksi mencapai 32 juta ton. Dimana 45 persen dari laian ini milik petani, sisanya dikuasai oleh korporasi dan badan usaha milik negara (BUMN)," kata Darmin pada acara pembukaan "Konferensi Internasional Kelapa Sawit dan Lingkungan" di Nusa Dua, Bali, Rabu.

Ia mengatakan perkebunan swasta dan BUMN memainkan peran penting bagi petani kecil. Perusahaan besar memiliki akses ke pasar dan kemampuan untuk bernegosiasi di pasar internasional.

"Oleh karena itu perkebunan kelapa sawit swasta dan BUMN tidak bisa menutup mata terhadap petani kecil," kata Darmin.

Menurut dia, perusahaan yang lebih kuat harus bisa mencari jalan keluar (solusi) jangka panjang untuk meningkatkan praktek berkelanjutan petani, bekerja sama dengan pemerintah untuk mempromosikan praktek perkebunan yang baik dan berkelanjutan.

"Karena itu kami ingin memprioritaskan pada masalah pencegahan bencana untuk tahun ini. Banyak fokus dan bantuan yang ditawarkan pada isu-isu yang berdampak jangka menengah dan panjang. Namun dalam jangka pendek kita perlu memprioritaskan pencegahan berulangnya kebakaran hutan," ucapnya.

Menko Perekonomian Darwin mengapresiasi terhadap tiga kelompok yang mewakili para pemangku kepentingan utama di sektor kelapa sawit, yakni sektor swasta diwakili PT SMART Tbk, peneliti diwakili CIRAD dan LSM lingkungan diwakili WWF.

Sementara Ketua Komite Pengarah "Konferensi Internasional Kelapa Sawit dan Lingkungan 2016" Daud Dharsono mengatakan perubahan iklim terus berlanjut, dan sekarang sedang terjadi.

Ia mengatakan semua pemangku kepentingan, ilmuwan dan praktisi, LSM dan lembaga pemerintah, petani mandiri dan industri perkebunan harus bekerja sama untuk mengembangkan pilihan potensial dan praktis dalam mengambil langkah-langkah mitigasi serta adaptasi dengan perubahan iklim.

"Dengan pengetahuan kolektif dan keahlian dari semua pemangku kepentingan, kami percaya bahwa kita dapat memperoleh solusi-solusi ilmiah dalam menghadapi perubahan iklim untuk diaplikasikan di seluruh industri kelapa sawit," katanya.

Pewarta: I Komang Suparta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016