Jakarta (ANTARA News) - Untuk pertama kalinya, pesawat yang semua awaknya wanita, termasuk pilot dan co-pilot, mendarat di Jeddah, Saudi Arabia setelah terbang dari Brunei Darussalam.

Itu merupakan pencapaian penting untuk Royal Brunei Airlines, maskapai yang mempekerjakan mereka, di negara yang sampai sekarang tidak membolehkan kaum hama mengemudikan sebuah mobil.

Pencapaian para wanita Brunei dalam industri yang selama ini didominasi pria itu, langsung mendapatkan sorotan dan pujian dari berbagai media dunia.

Untuk menandai Hari Nasional Brunei, yang merayakan peringatan kemerdekaan negara itu, Kapten Sharifah Czarena Surainy, Senior First Officer Dk Nadiah Pg Khashiem, dan Senior First Offecer Sariana Nordin menerbangkan BI081 ke negara Timur Tengah pada 23 Februari lalu, tulis Independent dalam laporannya.

Perjalanan itu dilakukannya hanya lebih tiga tahun setelah Kapten Czarena became perempuan kapten pertama di sebuah maskapai berbendera Asia Tenggara.

Kepada Brunei Times waktu itu pada 2012, ia mengatakan, "Menjadi seorang pilot, orang normal melihat ini sebagai pekerjaan yang didominasi pria."

"Sebagai seorang wanita, seorang wanita Brunei, ini adalah pencapaian besar," kata wanita jebolan sekolah pilot the Cabair Flying School di Cranfield ini.

Royal Brunei Airlines berkomitmen untuk mendapatkan lebih banyak wanita masuk ke industri ini dan baru-baru ini mereka menawarkan sebuah program Engineering Apprentice untuk pria dan wanita, demikian the Independent melaporkan.

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016