London (ANTARA News) - Apakah Arsene Wenger secepatnya meninggalkan Arsenal setelah mendapat hasil mengecawakan di musim 2015/16? Ada tidak "dosa" manajer asal Prancis itu yang harus ditanggung dan ditebus olehnya di katedral sepak bola.

Wenger merasakan bahwa perjalanan selama tahun 2016 ini ternyata sarat onak berduri. Dengan hanya mengoleksi empat kemenangan dalam 15 pertandingan sejak 9 Januari 2016--dua di antaranya melawan klub dari divisi Championship Burnley dan Hull dalam ajang Piala FA--kini The Gunners tertinggal 11 poin dari Leicester City sebagai pemuncak klasemen Liga Inggris (Premier League).

Pekan lalu, Arsenal digusur Watford di ajang Piala FA di Emirates Stadium. Rabu pekan ini, pasukan asuhan Wenger tersingkir di babak 16 besar Liga Champions. Ini kegagalan sepanjang enam musim berturut-turut, sebagaimana dikutip dari laman ESPN.

Legenda Arsenal Ian Wright mengatakan saatnya The Gunners melakukan perubahan. Dosa pertama, Wenger, kegagalan beruntun dan hasil mengecewakan selama musim ini seharusnya menjadi titik balik. Kalah dari Barcelona di Liga Champions bukanlah kejahatan, hanya saja sedikit membuat aib bagi perjalanan klub di masa depan.

Dosa kedua, kontrak Wenger berakhir pada musim panas 2017. Ini merupakan tenggat bagi manajer senior itu untuk segera berbenah agar Aresenal tidak terperosok di peringkat dasar klasemen karena berstatus tim semenjana saja.

Dengan fans yang tiada henti melontarkan kritik tajam terhadap penampilan Arsenal yang cenderung melorot, harusnya Wenger lebih peka dengan mengundurkan diri secara sukarela sebelum situasi makin memburuk di klub. Inilah dosa ketiga manajer berjuluk sang Profesor itu. The Gunners diharapkan dapat bertahan di peringkat keempat klasemen Liga Inggris musim 2015/16.

Dosa keempat, finis di peringkat keempat di setiap musim kompetisi tentunya memerlukan konsistensi dalam penyediaan dan penggunaan anggaran. Ada mitos yang banyak beredar selama musim ini bahwa uang mampu menjawab segala kesulitan klub.

Sampai akhir musim ini dalam hitungan 10 tahun ke depan, rasanya tidak cukup bicara soal masalah fundamental bagi kemajuan klub. Ini berkaitan dengan siklus yang umumnya dirasakan dan dilalui oleh setiap klub.

Dosa kelima, di bawah arahan Wenger, justru Arsenal menghadapi masalah yang senantiasa berulang, yakni kolaps di kompetisi domestik, selalu finis di peringkat keempat, terjengkang di babak penyisihan Liga Champions, karena kalah di babak 16 besar.

Dosa kelima ini makin diperparah dengan sikap Wenger yang terlalu konservatif dalam menerapkan kebijakan transfer. Misalnya, mempertahankan Manuel Almunia terlalu lama, memasukkan Denilson kemudian mengganti Gilberto Silva. Ini mengindikasikan bahwa ada kekosongan striker yang mumpuni.

Pewarta: AA Ariwibowo
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016