Makassar (ANTARA News) - Kawasan Benteng Rotterdam dan sekitarnya terlihat gelap saat puncak peringatan Earth Hour di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu malam.

Ratusan warga dari berbagai komunitas termasuk Earth Hour 60+ Makassar memadati bangunan cagar budaya tersebut dengan menyalakan ratusan lilin berbentuk angka 60+ saat memasuki pukul 20.30 Wita.

Acara peringatan Jam Bumi atau lazim disebut Earth Hour itu berjalan sejak sore saat sejumlah komunitas dari berbagai elemen berkumpul di Monumen Mandala untuk mengampanyekan hemat energi secara bersama-sama selama satu jam.

"Kegiatan ini mengajak seluruh elemen baik pemerintah daerah BUMN dan BUMD termasuk pihak swasta untuk bersama-sama melakukan penghematan energi minimal satu jam pada beban puncak," kata Ketua Earth Hour Makassar, Abadi.

Pada 2016, kata dia, dipusatkan di Benteng Rotterdam, sementara 2015 dipusatkan di Anjungan Pantai Losari Makassar.

Kendati tidak semua tempat di Makassar padam, namun paling tidak ada beberapa titik lampu dimatikan untuk penghematan energi.

Sementara Koordinator Pelaksanaan Earth Hour Makassar 2016 Fahmi mengatakan pihaknya telah memberikan himbauan dan berharap seluruh masyarakat bisa melakukan penghematan energi minimal satu jam mulai pukul 20.30 hingga 21.30 Wita.

"Kami sengaja memusatkan kegiatan ini di Fort Rotterdam karena tempat ini merupakan jantung kota. Sebelumnya kami melakukan jalan kaki dari jalan Jenderal Sudirman menuju Jalan Ahmad Yani lalu di Jalan Riburane dan memutar di Jalan Penghibur," paparnya.

Ia menambahkan gerakan ini meski hanya sekali setahun digelar bertujuan mengajak masyarakat ikut peduli dalam penghematan energi minimal satu jam untuk mengurangi tingkat pemanasan global.

Kegiatan tersebut dihadiri Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto bersama Wakil Syamsu Rizal MI serta jajaran pejabat pemkot dan pemerintah provinsi serta sejumlah aktivis lingkungan di Benteng Rotterdam.

Pewarta: Darwin Fatir
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016