Kabul (ANTARA News) - Di tengah pengamanan ketat, rakyat Afghanistan --yang khawatir terhadap perang-- merayakan Nawroz atau Tahun Baru 1395 dalam kalender Persia, pada 20 Maret di seluruh negara itu, dengan doa bagi perdamaian yang langgeng.

Perayaan akbar tersebut diikuti oleh ribuan orang dari segala lapisan masyarakat, dan diselenggarakan di Tempat Suci Mazar-e-Sakhi di Kota Mazar-e-Sharif di bagian utara negara yang dilanda pertempuran itu.

Di sana, Kepala Eksekutif Pemerintah Afghanistan Abdullah Abdullah dan pejabat lain bersama-sama berdoa bagi berakhirnya perang dan kembalinya perdamaian abadi di tanah air mereka.

"Saya mengucapkan selamat kepada rakyat saat Tahun Baru ini dan berdoa semoga Tahun 1395 akan menjadi tahun perdamaian, persatuan dan kemakmuran di Afghanistan," kata Abdullah di dalam sambutannya kepada hadirin.

Nawroz adalah hari libur umum dan rakyat Afghanistan di seluruh negeri tersebut merayakan hari itu dengan menyelenggarakan pertemuan, pembacaan ayat suci Al-Quran, menanam pohon dan menggelar program hiburan termasuk konser, gulat dan olah raga nasional Buzkashi (mengambil kambing).

Saluran televisi dan radio pemerintah serta swasta menyiarkan bermacam program hiburan, termasuk pertunjukan, musik dan pagelaran film untuk memperingati Nawroz juga membuat warga gembira, seperti dilaporkan Xinhua.

Nawroz dirayakan di negara yang berbahasa Persia termasuk Afghanistan, Iran, Tajikistan dan juga beberapa bagian Pakistan.

Tahun lalu, Tahun 1394, adalah tahun tantangan bagi Afghanistan, saat negara itu mengalami peningkatan tajam kerusuhan, sementara keamanan dan ekonomi merosot.

Untuk menyelamatkan diri dari ketidak-amanan, kemiskinan dan pengangguran, lebih dari 250.000 warga Afghanistan, menurut Kementerian Afghsnistan bagi Urusan Pengungsi dan Pemulangan, telah meninggalkan negeri tersebut dengan harapan bisa menetap di negara Eropa selama setahun terakhir.

Ketika berbicara kepada hadirin di Kota Mazar-e-Sharif, Afghanistan Utara, Gubernur Provinsi Balkh Atta Mohammad Noor meramalkan pertempuran lain akan terjadi dan memperingatkan bahwa Afghanistan akan menyaksikan konflik lain pada musim semi tahun ini.

Namun Gubernur Noor menyatakan, "Kami ingin perdamaian dan rakyat Afghanistan berdoa bagi perdamaian yang langgeng tahun in."

Pemerintah Afghanistan, meskipun ada upaya yang didukung masyarakat internasional, telah gagal untuk mengajak Taliban ke meja perundingan dan membantu mengakhiri beberapa dasawarsa kerusuhan serta kekacauan di seluruh negeri itu.

Presiden Afghanistan Mohammad Ashraf Ghani di dalam pesannya pada malam Nawroz berjanji pemerintahnya takkan menyia-nyiakan upaya untuk mewujudkan perdamaian, pembangunan ekonomi dan kemakmuran ke negara tersebut pada tahun ini.

(Uu.C003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016