Mengikuti perkembangan dan tren di abad ke-21, maka fokus IA-CEPA akan bergeser ke sektor jasa dan ekonomi digital. Untuk itu Indonesia membutuhkan banyak pekerja profesional di berbagai bidang,"
Palembang (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Thomas Lembong menyatakan bahwa reaktivasi Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) akan berfokus pada sektor jasa dan ekonomi digital, setelah sebelumnya melakukan kunjungan kerja ke Australia pada 15-18 Maret 2016 lalu.

"Mengikuti perkembangan dan tren di abad ke-21, maka fokus IA-CEPA akan bergeser ke sektor jasa dan ekonomi digital. Untuk itu Indonesia membutuhkan banyak pekerja profesional di berbagai bidang," kata Thomas dalam siaran pers yang diterima, Senin.

Dalam rangkaian kunjungan kerja tersebut, Thomas melakukan pertemuan dengan Menteri Perdagangan dan Investasi Australia Steven Ciobo dan Special Envoy for Trade Andrew Robb di Canberra, dan mengunjungi dua kota lainnya yakni Sydney dan Melbourne.

Tema pertemuan para pemimpin ekonomi dunia di Davos beberapa waktu silam tentang revolusi industri menginspirasi Thomas untuk mengubah arah kerja sama Indonesia-Australia. Dalam lawatannya ke Negeri Kanguru ini, Thomas menyatakan bahwa kerja sama Indonesia-Australia akan bertransformasi dari sektor pertanian dan industri ke sektor jasa dan digital economy.

Indonesia tengah melirik sejumlah sektor yang bakal memberikan manfaat bagi Indonesia dan Australia. Salah satunya menambah lapangan kerja baru, seperti di sektor jasa antara lain perawat, juru masak, fashion dan desainer perhiasan.

"Indonesia akan menjalin kerja sama di bidang vocational training dan capacity building dengan Australia. Kesempatan magang di Australia juga akan makin terbuka," lanjut Thomas yang kerap disapa Tom itu.

Pada bidang fashion, kedua negara sepakat untuk berkolaborasi dan saling bertukar desainer muda. Setiap perwakilan Indonesia di luar negeri nantinya diharapkan menyediakan fashion support. Australia bahkan menggunakan fashion diplomacy untuk mempromosikan industri fashion dalam negerinya.

Selain itu, Tom juga melihat sektor jasa pendidikan sebagai peluang investasi baru bagi Australia. Dengan tingginya permintaan masyarakat Indonesia untuk menempuh pendidikan di Australia, Tom menawarkan Australia untuk melakukan joint venture di kawasan ekonomi khusus di Jawa Barat.

Lawatan Tom ke Australia juga ingin menunjukkan keseriusan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap kemudahan berbisnis di Indonesia. Pada forum bisnis yang berlangsung di Melbourne, pada Kamis (17/3), dia menargetkan Indonesia masuk peringkat ke-40 dunia dalam kemudahan berbisnis (ease of doing busines).

"Indonesia bertekad untuk masuk dalam peringkat 40 besar dunia dalam ease of doing business. Berbagai upaya sudah kita lakukan. Salah satunya reformasi ekonomi berupa deregulasi untuk menarik investor baik dari dalam maupun luar negeri," ujar Tom.

Dalam forum itu, Tom juga menyampaikan bahwa kedua negara, Indonesia-Australia, sepakat menjadikan kerja sama IA-CEPA sebagai kegiatan yang menyenangkan. Kesepakatan-kesepakatan yang dihasilkan kedua negara diharapkan akan terus bergulir tanpa mengalami hambatan baik dari dalam maupun luar negeri.

"Diharapkan ke depannya, kolaborasi kedua negara dapat menciptakan power house Asia," kata Tom.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016