Australia memiliki potensi pariwisata yang cukup tinggi bagi Indonesia,"
Mandurah (ANTARA News) - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI menyasar komunitas pemilik kapal layar atau yachter maupun kapal pesiar di Mandurah, Australia Barat, agar mengunjungi tempat wisata di perairan Indonesia.

Kepala Bidang Festival Pasar Asia Pasific Kemenpar Adella Raung di Mandurah, Selasa mengatakan kegiatan promosi itu diperkuat kebijakan bebas visa bagi kapal layar maupun kapal pesiar yang memasuki perairan Indonesia.

"Australia memiliki potensi pariwisata yang cukup tinggi bagi Indonesia," katanya.

Alasannya, Adella menuturkan banyak warga Australia memiliki kapal layar atau pesiar yang singgah ke wilayah perairan Indonesia sebagai negara terdekat.

Seperti perairan Benoa di Bali yang berlokasi di wilayah selatan Indonesia sebagai pintu masuk kapal asing atau Saumlaki dan Tual di wilayah timur Indonesia.

Diketahui, Presiden Joko Widodo menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 104 Tahun 2015 tentang bebas visa kunjungan bagi 90 negara di dunia dan Perpres No.105/2015 tentang kemudahan Yacht dan kapal pesiar asing masuk ke Indonesia.

Terkait kemudahan kunjungan bagi wisatawan mancanegara itu, Kemenpar RI mengadakan promosi terhadap sejumlah komunitas yacht di Perth, Mandurah dan Geralton sejak 21-24 Maret 2016.

Para komunitas yacht yang terlibat pertemuan antara lain Hillarys Club, Fremantle Club dan Mandurah Offshore Fishing and Sailing Club Inc.

Salah satu anggota komunitas Yacht "Fremantle" Terry Baker menyatakan promosi yang dilakukan pemerintah Indonesia menarik perhatian para yacht dunia.

Menurut Baker, kemudahan bebas visa dan kunjungan kapal layar maupun kapal pesiar sebagai kelebihan yang dapat meningkatkan minat para yachter.

Terlebih diungkapkan Baker, Indonesia memiliki sejumlah lokasi pariwisata perairan terbaik sehingga meningkatkan minat kunjungan yachter.

Sementara itu, pengamat kemaritiman Raymond Lesmana mengingatkan pemerintah harus meningkatkan pengawasan terhadap kapal yang memasuki perairan Indonesia.

Raymond mengungkapkan kemudahan bebas visa itu akan berpengaruh terhadap jumlah kunjungan kapal di perairan Indonesia sehingga dibutuhkan pengawasan yang lebih ketat.

(T014)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016