Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan rel Light Rail Transit (LRT) yang dibangun oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menggunakan "standard gauge", yang lebarnya sesuai dengan standar internasional.

"DKI akan mengembangkan rel LRT yang standard gauge seperti diajukan oleh Gubernur DKI Jakarta menggunakan APBD. Pemegang Anggaran (PA)-nya ada di Gubernur DKI," kata Darmin seusai rapat koordinasi di Jakarta, Kamis.

Dalam rapat koordinasi tentang perkembangan pembangunan LRT ini ikut hadir Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama serta para perwakilan dari pemerintah provinsi Jawa Barat, PT Kereta Api Indonesia dan PT Adhi Karya.

Rel dengan "standard gauge" merupakan jalur kereta api yang memiliki lebar trek sesuai standar internasional yaitu 1,435 milimeter. Lebar rel ini banyak digunakan untuk jalur trek kereta di seluruh dunia.

Rapat koordinasi juga menyepakati pembangunan rel LRT di wilayah Jakarta akan dibebankan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dan untuk luar Jakarta akan dikerjakan oleh Kementerian Perhubungan.

Dengan demikian, untuk pembiayaan jalur LRT luar Jakarta yaitu rute Cibubur-Cawang sepanjang 14,3 kilometer dan Cawang-Bekasi sepanjang 18,5 kilometer akan menggunakan dana APBN.

Untuk menindaklanjuti hasil rapat ini, pemerintah akan melakukan revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 98 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan/LRT Terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menambahkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Jakarta Propertindo siap untuk membangun rel LRT dan menyiapkan dana sebesar Rp4 triliun untuk memulai proyek ini.

Namun, Basuki mengatakan proyek ini belum bisa diteruskan karena belum ada pengaturan terkait kerja sama BUMN dengan BUMD dalam membangun proyek LRT, sehingga harus menunggu revisi dari PP tersebut.

Ia mengharapkan revisi PP itu bisa berlangsung cepat, agar proses pembangunan rel LRT bisa berlanjut paling cepat pada April atau Mei 2016, dan proyek ini bisa selesai sebelum pelaksanaan Asian Games pada 2018.

"Bisa (selesai untuk Asian Games). Tapi hanya fase satu, itu yang akan melewati venue berkuda, velodrome dan basket. Kami juga akan membangun depo, dan jalur rel melewati apartemen. Ini tugas pemda," kata Basuki.

Secara keseluruhan, proyek LRT yang seluruhnya berintegrasi dengan sarana transportasi lainnya di kawasan Jabodetabek seperti Mass Rapid Transport (MRT), ditargetkan selesai sepenuhnya pada tahun 2020.

Menurut rencana, pembangunan proyek LRT dilakukan dalam dua tahap dengan total panjang 83,6 kilometer yaitu lintas layanan Cibubur-Cawang-Bekasi Timur-Cawang-Dukuh Atas sepanjang 42,1 kilometer serta Cibubur-Bogor, Dukuh Atas-Palmerah-Senayan, dan Palmerah-Grogol sepanjang 41,5 kilometer.

Penetapan lintas layanan tersebut atas dasar hasil survei traffic oleh Pustral UGM tahun 2013, bahwa arus kemacetan kendaraan masuk Jakarta terbanyak berasal dari Bekasi dan Cibubur, yakni 64 persen.

Pemerintah melalui PP Nomor 98 Tahun 2015 juga telah menugaskan kepada PT Adhi Karya (Persero) untuk membangun prasarana Kereta Api Ringan (LRT) terintegrasi, yang meliputi jalur, termasuk konstruksi jalur layang, stasiun maupun fasilitas operasi.

Pewarta: Satyagraha
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016