Jakarta (ANTARA News) - Pengamat olahraga sekaligus mantan atlet renang Lukman Niode berpendapat bahwa target Kementerian Pemuda dan Olahraga agar Indonesia bisa masuk peringkat 10 besar di Asian Games 2018 adalah hal yang sulit untuk dipahami.

"Menentukan peringkat itu berdasarkan apa? tidak ada data pendukungnya, kasihan pak menteri. Ini ada yang salah," tutur pria yang saat ini juga menjabat sebagai Wakil Ketua IV Satlak Prima itu di Jakarta, Kamis.

Lukman menilai, kemungkinan besar target yang disampaikan Kemenpora itu hanya berdasarkan data statistik peringkat Indonesia di Asian Games tahun 1951 hingga 2014 yang tidak stabil.

Pada sistem peringkat tersebut, ujarnya melanjutkan, memang mengandung data empiris serta formula penghitungan yang tepat, namun yang tidak dilihat oleh Menpora ialah pada aspek pembinaan prestasi dan performa.

Mengingat kurangnya dukungan pemerintah terhadap perkembangan olahraga di Indonesia, maka target peringkat 10 besar tersebut dinilai sebagai sebuah target yang salah kaprah.

"Ini pandangan saya sebagai seorang atlet dan mantan olimpian, bukan dengan menggunakan nama Satlak Prima," tukas Lukman usai menyampaikan pendapatnya tersebut.

Selain itu, dukungan pemerintah yang kurang terlihat dari kecilnya alokasi anggaran untuk bidang olahraga yang hanya sekitar Rp600 miliar untuk tahun 2016.

"Kita anggota G20, peringkat ke 16 dari 219 negara. Tapi alokasi GDP untuk olahraga kita berapa? hanya 0,0032 persen," tutur Lukman memaparkan.

Menurut dia, kenyataan tersebut merupakan hal yang sangat ironis bagi sebuah negara yang memiliki GDP dengan jumlah sangat besar dan bisa masuk ke dalam jajaran negara-negara G20.

Sebelumnya, Kementerian Pemuda dan Olahraga menargetkan Indonesia untuk meraih peringkat 5-10 pada ajang Asian Games 2018.

Demi memperoleh peringkat tersebut, maka Indonesia harus bisa merebut 10 hingga 18 medali emas pada pesta olahraga internasional yang akan digelar di Jakarta dan Palembang, Sumatera Selatan.

Pewarta: Roy Rosa
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016