Jakarta (ANTARA News) - Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) mengisyaratkan akan merestui pelaksanaan turnamen jangka panjang, Indonesia Soccer Championship (ISC) 2016 yang dipromotori oleh PT Gelora Trisula Semesta (GTS) dan sesuai rencana digulirkan 15 April mendatang.

Sekjen BOPI Heru Nugroho di Jakarta, Kamis, mengatakan meski merestui ISC, pihaknya tetap menerapkan standar aturan yang selama ini digunakan dalam menggelar kejuaraan yang melibatkan klub profesional.

"Semua turnamen akan direstui oleh BOPI sejauh mampu menerapkan kaidah-kaidah profesionalisme. Apalagi sifat turnamen ini jangka panjang," katanya di Media Center Kemenpora Jakarta.

Meski mengisyarakat akan merestui turnamen yang dikendalikan oleh promotor reinkarnasi PT Liga Indonesia itu, Heru mengatakan hingga kini belum ada pengajuan resmi terkait pelaksanaan turnamen yang akan melibatkan klub Indonesia Super League (ISL) maupun Divisi Utama.

"Seharusnya PT GTS segera menyerahkan semua persyaratan yang diperlukan BOPI. Apalagi informasinya turnamen tersebut akan digelar bulan depan. Kami ingin melihat bagaimana kontrak dengan pemain apa sudah sesuai aturan termasuk keuangan klub," kata pria mantan staf khusus menpora era Roy Suryo itu.

ISC sesuai rencana memang akan dilakukan untuk dua kasta yaitu ISL dan Divisi Utama tanpa ada sistem promosi dan degradasi. BOPI melihat, turnamen ini sebaiknya tanpa membedakan kasta atau digabung seperti turnamen-turnamen sebelumnya.

Heru mencontohkan PS TNI maupun PS POLRI yang langsung bisa bersaing dengan klub-klub yang selama ini bertanding di ISL. Padahal kedua klub tersebut murni baru meski pemain yang dipakai sudah kenyang pengalaman turun di kompetisi tertinggi di Tanah Air yang saat ini dibekukan.

"ISC di mata BOPI cuma turnamen biasa, cuma durasinya panjang," kata Heru Nugroho menegaskan.

Selain ISC, peluang digulirkannya kompetisi ISL juga terbuka setelah kasasi yang dilakukan oleh Kemenpora terkait pembekuan PSSI ditolak oleh Mahkamah Agung. Hanya saja, terkait ISL, Heru belum bisa memberikan penjelasan dengan detail karena masih menunggu kebijakan dari pemerintah.

Pewarta: Bayu K
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016