Jakarta (ANTARA News) - Kadin Indonesia mengapresiasi langkah pemerintah yang menerbitkan Paket Kebijakan Ekonomi XI yang bertujuan membantu pengembangan dunia usaha di Tanah Air.

"Paket Kebijakan Ekonomi XI diharapkan bermanfaat nyata bagi dunia usaha, khususnya pencapaian target "dwelling time" dan memaksimalkan sistem Indonesia National Single Window (INSW) di Pelabuhan Tanjung Priok," kata Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perhubungan Carmelita Hartoto di Jakarta, Selasa.

Menurut Carmelita, Paket Kebijakan Ekonomi XI menjadi sinyal positif pemerintah untuk mengoptimalkan fasilitas pengajuan permohonan perizinan secara tunggal melalui Portal Indonesia National Single Window dalam proses perizinan.

Penerapan Indonesia Single Risk Management dalam sistem INSW berdasarkan penerapan identitas tunggal dan penyatuan informasi pelaku usaha dalam kegiatan ekspor impor menjadi landasan profil risiko dan "single treatment" dalam pelayanan perizinan di kementerian/lembaga (K/L).

Sejak diterbitkan Paket Kebijakan Ekonomi I pada bulan September 2015, diakuinya relatif banyak kebijakan yang sulit diimplementasikan karena berbagai keterbatasan di tingkat K/L.

Namun, dia meyakini Paket Kebijakan Ekonomi XI telah dilengkapi petunjuk pelaksanaan (juklak) yang jelas sehingga tidak menyulitkan dunia usaha dalam pengurusan berbagai perizinan di tingkat K/L.

"Terus terang, dunia usaha mengharapkan setiap paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan agar disertai kesiapan pengimplementasian di tingkat K/L," katanya.

Terkait dengan "dwelling time", Carmelita meminta pemerintah tidak menyamakan Indonesia dengan negara tetangga, Singapura dan Malaysia, sebab pelabuhan di kedua negara itu berfungsi sebagai transhipment.

"Kita itu seperti Thailand dan Filipina yang disebut pelabuhan akhir, bisa dibandingkan dengan mereka," katanya.

Untuk itu, kata dia, pantas disyukuri Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli berhasil menekan "dweeling time" menjadi 4 hari.

Namun, diharapkan pemerintah segera turun tangan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas menyusul keberadaan puluhan tiang penyanggah di jalur Tol Tanjung Priok yang relatif cukup parah.

Keberadaan sekitar 69 tiang penyanggah itu relatif sangat mengganggu meskipun saat ini aktivitas kargo di Pelabuhan Tanjung Priok menurun sekitar 30 persen.

"Pencapaian "dwelling time" sudah jauh bagus kemajuannya, lebih baik dibandingkan negara-negara. Tinggal bagaimana pemerintah mengatasi kemacetan di Tol Tanjung Priok dan menjalankan INSW secara benar. Itu perlu waktu dan uji coba berkali-kali," katanya.

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016