Jakarta (ANTARA News) - Berawal dari kecintaan pada film "Tiga Dara" yang populer berpuluh-puluh tahun lalu, sutradara Nia Dinata memutuskan untuk menghadirkan kembali film karya Usmar Ismail itu dalam versi musikal.

"Aku sejak kecil suka sekali menonton film "Tiga Dara", berulang kali dan masih benar-benar lekat di ingatan sampai sekarang. Saya sampai kagum, kok bisa ya zaman dulu orang Indonesia membuat film seindah itu, ditambah lagi dengan tema cerita yang masih relevan sampai sekarang," tutur Nia dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa sore.

Sekalipun sedikit mengubah judul menjadi "Ini Kisah Tiga Dara", Nia berusaha mempertahankan ruh cerita aslinya. Begitu pun dengan karakter dalam film, yakni satu eyang dan tiga cucu perempuannnya.

"Karakternya sama, 1 oma dan tiga cucunya. Namun, cerita, konsep, alurnya sangat berbeda. Tetapi soul-nya masih sama," ujar dia.

Seperti layaknya film musikal pada umumnya, para pemain dalam film mulai dari Shanty, Tara Basro, aktris pendatang baru Tatyana Akman, Rio Dewanto, Reuben Elishama hingga Richard Kyle dituntut mampu menyanyi, menari serta berakting.

"Badan gue kayak kayu, susah lentur. Tetapi syukurnya cukup banyak waktu latihan, sekitar dua bulan. Kendala seperti susah gerak lama-lama bisa dilewati. Para pemain lainnya juga sangat membantu," kata Rio Dewanto.

Tak hanya sederet pemain muda, Nia juga mellibatkan aktor senior Ray Sahetapy dan aktris legendaris Titiek Puspa dalam film itu. Bagi Titiek, film ini seakan menandai kembalinya dia di kancah perfilman Indonesia setelah 33 tahun vakum.

"Bisa main kembali rasanya seperti kembali ke masa lalu. Apalagi di sini semuanya benar-benar all out, memberikan yang terbaik. Saya yakin, hasilnya pasti akan membuat bangga semua orang," kata perempuan yang pernah terlibat dalam film "Apanya Dong" itu.

Proses pengambilan gambar film dilakukan di Maumere, Nusa Tenggara Timur dan Jakarta. Saat ini prosesnya telah selesai dan mulai memasuki tahapan proses pasca produksi. Rencananya film terbaru Nia itu akan tayang di bioskop pada September mendatang.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016