Cisarua, Bogor, (ANTARA News) - Lembaga konservasi "ex-situ" (di luar habitat alami) Taman Safari Indonesia, Cisarua, Kabupaten Bogor, bertambah koleksinya dengan lahirnya seekor anoa (Bubalus depressicornis).

"Anoa berkelamin jantan itu lahir dari betina bernama Tuti hasil perkawinan dengan pejantannya Nikel yang juga berusia lima tahun," kata Direktur Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua Jansen Manansang dalam penjelasan kepada Antara di Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu.

Didampingi Humas TSI Cisarua Yulius H Suprihardo ia menjelaskan bayi anoa itu sebenarnya telah lahir pada Kamis ( 24/3), namun kini sudah bisa dilihat umum.

Proses kelahirannya antara pukul 12.50 WIB hingga 14.00 WIB, dengan masa kebuntingan sembilan bulan lebih dua pekan.

Menurut Jansen anoa adalah satwa asli Indonesia endemik Sulawesi.

Satwa ini sekilas tubuhnya mirip kerbau dengan warna tubuh kecoklatan, namun lebih kecil dibandingkan kerbau aslinya.

"Karena itu, anoa dijuluki sebagai kerbau kerdil," katanya.

Ia menambahkan bayi "kerbau kerdil" yang belum diberi nama ini, lahir dengan bobot 5 kg, dan tingginya kurang lebih 30 cm.

Bayi anoa ini gemar sekali mendinginkan tubuh mereka di lumpur atau pun di air.

Saat ini bayi satwa langka tersebut masih dalam pengawasan tim medis kedokteran hewan TSI di bawah pengawasan drh Yohana dan juga seorang perawat satwa (keeper) Bahrun.

Keberhasilan lembaga konservasi Taman Safari Indonesia dalam mengembangbiakan satwa langka ini, setidaknya membuktikan kesungguhan bagi pengelola, baik dokter hewan dan para "keeper" dalam mengembangbiakan satwa langka, khususnya satwa langka Indonesia.

Satwa anoa umumnya melahirkan bayinya dengan bulu tebal keemasan atau kekuningan.

Tetapi setelah dewasa, warna bulunya akan berubah menjadi lebih gelap dan tipis.

Ketika anoa betina tengah mengalami masa kebuntingan dan setelah melahirkan, kawanan anoa jantan menghampiri betina, karena pada dasarnya anoa lebih senang hidup menyendiri atau berpasangan.

Tetapi setelah melahirkan, kawanan anoa jantan itu pun kembali memisahkan diri.

Pakannya berupa pakis, rumput, tunas pohon, dan lainnya.n"Intinya anoa adalah pemakan tumbuhan atau herbivora," katanya.

Pada umur 2-3 tahun anoa sudah mampu untuk kawin dan berkembang biak, dan dapat hidup sampai usia 20-25 tahun.

Pewarta: Andi Jauhari
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016