Banda Aceh (ANTARA News) - Uni Eropa berkomitmen mengucurkan dana senilai 6,5 juta euro atau setara Rp96,5 miliar untuk mendukung program menangani perubahan iklim di Aceh periode 2016-2019.

Komitmen tersebut disampaikan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Guerend, usai bertemu Gubernur Aceh, di Banda Aceh, Rabu.

Menurut Vincent Guerend, pilihan Aceh dalam program perubahan iklim karena provinsi ujung barat Indonesia ini memiliki kekayaan alam hayati yang tidak ternilai harganya.

"Tidak banyak daerah yang memiliki kekayaan alam seperti Aceh. Karena itu, Uni Eropa berkomitmen kekayaan alam tersebut harus sejalan antara konservasi dengan perkembangan ekonomi masyarakat," kata dia lagi.

Vincent mengatakan, Uni Eropa dan Aceh sudah menjalin hubungan yang lama. Uni Eropa juga pernah mengucurkan dana rekonstruksi pascatsunami dan proses perdamaian Aceh.

Bantuan perubahan iklim ini dikucurkan untuk memastikan program perlindungan dan pelestarian hutan di Aceh berjalan dengan baik. Dana bantuan hampir seratus miliar rupiah tersebut untuk masa waktu tiga tahun.

"Uni Eropa tertarik mendukung Aceh karena provinsi ini memiliki sumber daya hutan yang unik dan masih berfungsi dengan baik," kata Vincent Guerend pula.

Gubernur Aceh Zaini Abdullah mengapresiasi komitmen Uni Eropa membantu program perlindungan dan pelestarian hutan Aceh.

"Komitmen itu sebagai bentuk respons Uni Eropa terhadap dampak perubahan iklim. Pemerintah Aceh mendukung program terhadap respons perubahan iklim tersebut," kata dia lagi.

Terkait program yang akan dijalankan, Gubernur Aceh menyatakan tim akan menyusun terlebih dahulu. Jika tim sudah menyusunnya, nanti akan disampaikan kepada publik.

"Kami masih menunggu tim menyusun program yang akan dilakukan. Kami berharap bantuan Uni Eropa ini bermanfaat bagi kelestarian dan keberlanjutan hutan di Aceh," kata Zaini Abdullah.

Pewarta: M Haris SA
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016