Malang, Jawa Timur (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Thomas Lembong menyatakan bahwa dirinya akan mendorong sektor-sektor industri kreatif dan digital untuk dimasukkan dalam poin-poin perundingan internasional untuk membuka pasar-pasar dan peluang baru.

"Untuk Kemendag tahun ini di sisi internasional akan mengutamakan kerja sama dengan Uni Eropa, Australia dan EFTA. Saya pastikan bahwa akan ada pasal-pasal mengenai sektor digital dan sektor kreatif sama halnya dengan jasa," kata Thomas di Malang, Jawa Timur, Kamis.

Thomas mengatakan beberapa sektor digital dan kreatif tersebut antara lain adalah seperti produk kuliner, fashion, pendidikan, kebudayaan, perfilman dan juga animasi.

Menurut dia, sektor-sektor tersebut memiliki potensi yang sangat besar khususnya pada abad ke-21.

Beberapa perundingan internasional yang tengah diincar dan segera diselesaikan oleh Kementerian Perdagangan dalam waktu dekat adalah perjanjian kerja sama pasar bebas (FTA) dengan Uni Eropa dalam Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dan European Free Trade Agreement (EFTA) dengan Norwegia, Islandia, Swiss dan Liechtenstein.

"Memang dengan perkembangan ekonomi, yang akan semakin menonjol itu adalah sektor jasa dibandingkan dengan sektor manufaktur atau pertanian. Dalam sektor jasa itu yang paling tinggi nilai tambahnya adalah sektor kreatif," katanya.

Menurut Thomas, apa yang akan dilakukannya ke depan memang merupakan hal yang sangat baru dikarenakan revolusi e-commerce atau dunia digital tersebut baru saja terjadi. Namun, meskipun demikian sudah saatnya untuk menggiring negosiasi kerja sama internasional ke arah sana.

Thomas menambahkan, dalam waktu dekat dirinya dan Menteri Perindustrian akan melakukan kunjungan ke Uni Eropa dan untuk mendorong kemajuan negosiasi Free Trade Agreement (FTA) khususnya dengan Uni Eropa, dirinya akan mencoba untuk memperkenalkan produk-produk kreatif.

"Untuk mendorong kemajuan negosiasi dengan Uni Eropa, memang saya mau mencoba terobos hal baru seperti produk kebudayaan, produk kreatif seperti animasi, film, video game dan lainnya," kata Thomas.

Sementara itu, Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf mengatakan bahwa sesungguhnya saat ini industri kreatif dalam negeri itu sudah berjalan dan berkembang meskipun belum maksimal. Namun, pada tiap-tiap subsektor yang ada sudah ada pelaku usaha yang memiliki kemampuan sangat baik.

"Industri kreatif itu memang sudah ada, sudah berkembang walaupun belum maksimal. Kita memperbaiki dengan membenahi ekosistem. Semua subsektor itu sudah ada orang-orang yang kelas dunia, itu yang harus kita dorong dan nanti semuanya bersumber pada Bekraf, dan akan kita pilih meskipun belum sistematis," kata Triawan.

Ia menambahkan pembenahan ekosistem dan prioritas subsektor yang akan dilakukan oleh Bekraf saat ini adalah dengan membentuk kota-kota kreatif untuk memunculkan potensi-potensi industri kreatif yang ada dari masing-masing wilayah.

Menurut Triawan, selama ini memang Kementerian Perdagangan masih bekerja untuk memaksimalkan perdagangan dari sektor komoditas dan belum pada sektor jasa. Namun, kenyataan yang terjadi di dunia saat ini adalah sektor jasa tersebut yang memiliki peranan sangat besar.

"Ini memiliki potensi yang sangat besar, jika diibaratkan seperti sumur tidak ada ujungnya atau tidak akan ada keringnya. Saya menyambut baik jika semua kementerian untuk memaksimalkan potensi yang ada ini," kata Triawan.

Bekraf telah menyusun langkah-langkah strategis, dengan menyatukan semua aset dan potensi kreatif Indonesia serta menciptakan iklim dan ekosistem ekonomi kreatif, yang diharapkan bisa tercapai dalam waktu dekat dengan penyelenggaraan konferensi ekonomi kreatif.

Bekraf sendiri telah merumuskan sebanyak 16 subsektor industri kreatif untuk dikembangkan dalam rangka menopang perekonomian nasional.

Selain itu, Bekraf juga akan fokus untuk menangani sebanyak lima subsektor industri kreatif yang mencakup pelaku usaha yang masih berada pada tahap awal atau start up, seperti subsektor aplikasi, game, animasi, fashion dan design.

Sebanyak 16 subsektor tersebut adalah aplikasi dan pengembangan game, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fesyen, film, animasi video, fotografi, kriya atau kerajinan, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, televisi dan radio.

Ekonomi kreatif telah menyumbang Rp642 triliun atau 7,05 persen dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia dalam setahun terakhir. Bekraf menargetkan kontribusi ekonomi kreatif bisa meningkat hingga 12 persen di akhir pemerintahan Jokowi pada tahun 2019.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016