Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menjajaki kerja sama bidang Energi Baru, Terbarukan, dan Konversi Energi (EBTKE) dengan Swiss.

"Hari ini kita kedatangan Wakil Presiden Swiss dan membawa entitas bisnis. Ada tujuh dari pemerintahan dan delapan dari bisnis, mereka ingin tahu kebijakan energi dan EBTKE, banyak sekali yang ditanyakan dan mereka tertarik," kata Dirjen EBTKE Kementerian ESDM Rida Mulyana di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis.

Swiss, kata dia, memiliki cerita sukses dalam energi yang terbarukan dengan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil diganti menjadi nuklir, hidro, dan angin.

"Sekarang sudah 90 persen sudah renewable, di dalamnya itu 30 persennya adalah nuklir, 60 persennya hidro, dan sisanya angin, jadi Indonesia dan Swiss akan saling tukar pengalaman," ujar dia.

Lebih lanjut, ujar Rida, Swiss juga mendengar soal target Indonesia untuk pemenuhan energi nasional menggunakan EBTKE sebanyak 23 persen pada tahun 2025 dan telah mempertanyakan perinciannya.

"Tadi ada dari departemen lingkungan, teknologi, energi dan komunikasi (Departement of environment, technolgy, energy and communcation/Detec) Swiss dan Dubes mereka yang mempertanyakan 23 persen itu berapa banyak dan dari apa. Tapi mereka juga tidak tahu breakdownnya macam apa," ujar dia.

Rida menuturkan Swiss menawarkan untuk membantu Indonesia mencapai target tersebut dengan menawarkan untuk mempersiapkan peralatannya.

"Jadi kalau dilihat mereka pengennya jualan, tapi kita inginnya mereka juga bangun pabrik di sini sehingga ada lapangan kerja dan transfer teknologi, dan mereka sanggupi itu," ucapnya.

Dari penjelasannya, ke depannya pemerintah Indonesia kemungkinan akan menandatangani nota kesepahaman (MoU) dan sebagai pelaksananya adalah badan usaha milik negara atau pihak swasta dari masing-masing negara.

"Nanti mungkin dalam MoU itu kerjasama EBTKE misalnya mobil listrik untuk transportasinya, lalu solar cell. Mereka mengaku tertarik pada Indonesia ada solar, biomassa, hidro dan angin," ujar Rida menambahkan.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016