Malang (ANTARA News) - Irigasi dengan sistem "sprinkle" yang pertama di Indonesia mulai dioperasikan di Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Bupati Malang, Jawa Timur Rendra Kresna di Malang, Kamis, mengatakan irigasi "sprinkle" itu dimanfaatkan untuk pengairan lahan pertanian. Irigasi ini hemat air karena memanfaatkan gravitasi bumi.

"Irigasi yang memanfaatkan gaya gravitasi bumi ini sangat efisien dan hemat air dan mempermudah petani untuk mengairi lahannya," kata Rendra Kresna di sela peresmian pengoperasian irigasi springkle tersebut di Kecamatan Poncokusumo.

Penerapan irigasi ini menjadi proyek percontohan.

Di area lahan seluas satu hektare, katanya, dibutuhkan 60 "sprinkle" untuk mengairinya. Itu dapat ditekan dengan 20 sprinkle, namun memerlukan tenaga tambahan untuk memindahkan alat tersebut ke lahan yang akan dialiri air.

Hanya saja pada awal pembuatannya membutuhkan biaya relatif lebih besar dibanding sistem irigasi lainnya. Namun akan efisien dan bermanfaat pada kelanjutannya.

Rendra berharap lahan pertanian di wilayah Kabupaten Malang dapat bermanfaat lebih besar lagi dengan pemanfaatan irigasi ini. "Harapannya dapat meningkatkan penghasilan masyarakat petani, apalagi sprinkle hemat air, jadi bagus untuk ke depan," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pengairan Kabupaten Malang Wahyu Hidayat mengatakan, awal uji coba "sprinkle" sempat direspons pesimistis oleh para petani. Namun setelah melihat efisiensi, masyarakat menyambut positif.

Setelah melalui masa uji coba selama tiga bulan pada 2015 dan hasilnya sesuai harapan, yaitu lebih efisien, pada tahun ini Pemkab Malang meluncurkan secara resmi.

"Sudah banyak lembaga yang datang untuk studi banding ke sini, seperti ITB, IPB dan USAID. Ke depan, kita akan kembangkan di daerah lainnya juga," ujarnya.

Irigasi "sprinkle" menjadikan sistem pengairan di lahan pertanian lebih efisien. Air dapat diambil dari jarak yang jauh dengan dibuatkan penampungan atau reservoir.

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016