Gorontalo (ANTARA News) - Sejumlah siswa peserta Ujian Nasional (UN) tingkat SLTA dan sederajat, mengaku lebih menyukai ujian di atas kertas daripada harus menggunakan komputer.

"Mengisi ujian di atas kertas lebih mudah dan tidak berimbas ke mata. Saya kesulitan fokus pada soal-soal karena mata capek," kata siswi kelas 12 jurusan IPA 6 SMA Negeri I Kota Gorontalo, Paula Maudy.

Karena kendala tersebut, ia mengaku sering beristirahat sejenak untuk memulihkan matanya dari cahaya komputer.

Hal senada juga diungkapkan siwa lainnya, Desy Nur Pratiwi yang mengaku ujian menggunakan komputer lebih beresiko untuk memperoleh nilai rendah, dibandingkan ujian model lama.

"Setiap saya akan lanjut ke soal berikutnya,komputernya agak lambat. Loadingnya lama sehingga saya panik, takut tidak bisa mengerjakan semua soal," UI ungkapnya.

Kepala Sekolah SMA Negeri I Kota Gorontalo Syaiful Kadir mengatakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di sekolah itu dibagi dalam tiga sesi.

"Pembagian ini sudah ada dalam juknis. Tujuannya untuk mengantisipasi jika banyak ruangan, maka sekolah juga harus menyiapkan banyak teknisi dan peralatan mendukung," jelasnya.

Ia mengungkapkan UNBK berdampak positif pada kualitas UN, karena siswa dan pihak lain tidak punya kesempatan untuk berbuat curang dalam mengerjakan soal.

UN pertama di Kota Gorontalo dibuka oleh Wali Kota Marten Taha di SMAN I.

Jumlah siswa peserta UNBK tingkat SMA dan sederajat di Provinsi Gorontalo 4.194 orang.

Kabupaten Gorontalo Utara dan Kabupaten Pohuwato tahun ini belum menerapkan UNBK.

Pewarta: Debby HM
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016