London/Panama (ANTARA News) - Surat kabar Inggris The Guardian melaporkan bahwa jutaan dokumen milik firma hukum Panama Mossack Fonseca menunjukkan adanya jejaring utang dan kesepakatan bisnis rahasia senilai 2 miliar dolar AS oleh para pembantu Presiden Rusia Vladimir Putin.

Di antara kroni Putin yang disebut adalah pemain selo Sergei Roldugin, teman masa kecil Putin, lapor Reuters.

Juru bicara Putin menampik semua laporan dalam jutaan dokumen yang dibocorkan oleh Konsorsium Internasional untuk Jurnalis Investigatif (ICIJ) yang berbasis di Washington, D.C, Amerika Serikat itu dan disebut dengan "Panama Papers".

"Putinofobia di luar negeri ini sudah mencapai titik bahwa sebenarnya tabu mengatakan hal yang baik mengenai Rusia atau mengenai setiap tindakan Rusia atau pencapaian-pencapaian Rusia. Namun mereka menganggap harus mengatakan hal-hal buruk, banyak hal buruk, dan manakala tidak ada yang perlu disampaikan, maka harus mereka karang," kata juru bicara Putin.

Sementera itu pemerintah Inggris yang disebut-sebut pula dalam dokumen itu meminta salinan data bocoran itu. Skandal ini akan memalukan Perdana Menteri David Cameron yang selama ini lantang melawan penggelapan dan pengemplangan pajak.

Mendiang ayahandanya, Ian Cameron, pialang saham yang kaya raya, ikut disebut dalam dokumen bocor itu, bersama sejumlah tokoh Partai Konservatif, para bekas anggota DPR dari Konservatif dan para donatur partai.

Jennie Granger, kepala Badan Pendapatan dan Pajak, mengatakan pemerintah akan mempelajari informasi dari "Panama Papers" itu dan berjanji untuk menempuh langkah cepat dan sepatutnya.

Sementara itu juru bicara bidang keuangan Partai Buruh yang beroposisi, John McDonnell, mencuit: "Cameron telah berjanji dan gagal mengakhiri kerahasiaan pajak dan memberantas skema-skema luar negeri yang secara moral tidak bisa diterima, langkah nyata kini diperlukan."

Di Australia, Badan Pajak Australia, menyatakan tengah menyelidiki lebih dari 800 klien Mossack Fonseca yang sekitar 120 di antaranya dikaitkan dengan sebuah penyedia jasa luar negeri yang berbasis di Hong Kong, demikian Reuters.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016