Kalau hasil ujian nasional tahun 2015 NTT berada pada peringkat 25 untuk SMA/MA, sementara SMK berada pada peringkat 28, maka pada tahun 2016 kami menargetkan pada peringkat 18 dan 20 dari 34 provinsi...
Kupang (ANTARA News) - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur Sinun Petrus Manuk optimistis hasil ujian nasional tahun ajaran 2016 saat ini akan memperbaiki peringkat daerah secara nasional.

"Kalau hasil ujian nasional tahun 2015 NTT berada pada peringkat 25 untuk SMA/MA, sementara SMK berada pada peringkat 28, maka pada tahun 2016 kami menargetkan pada peringkat 18 dan 20 dari 34 provinsi yang ada di Tanah Air," katanya di Kupang, Rabu.

Optimistis ini didasarkan pada ketika melakukan safari UN ke sekolah-sekolah, di pedalaman persiapan untuk menghadapi ujian nasional tahun ini lebih matang.

"Guru-guru dan para siswa antusias menyiapkan peserta UN. Bahkan di beberapa sekolah telah menyiapkan bonus sampai 20 juta lebih bagi siswa yang berhasil meraih nilai UN 10. Ini tentunya bagian dari motivasi sekolah untuk siswa," katanya.

Ia mengakui merosotnya nilai UN siswa tahun lalu, salah satu penyebabnya euforia berlebihan siswa bahkan sekolah terkait sistem kelulusan yang tidak hanya ditentukan lewat UN siswa.

"Jadi, pada tahun sebelumnya itu, banyak siswa bahkan sekolah terlampau bereforia karena kelulusan sekolah. Ngapain ikut UN, toh kelulusan oleh sekolah," katanya.

Padahal jelas Piet Manuk, setelah nilai UN siswa jeblok dan mengalami kendala mendaftar ke perguruan tinggi yang mempunyai reputasi bagus, barulah siswa dan sekolah sadar kalau nilai UN ternyata sangat penting bagi mereka.

Ia mengatakan hasil pantauan pada hari pertama dan kedua rata-rata siswa peserta UN terutama Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) mengaku soal tidak rumit dan seperti yang diperoleh selama ini baik itu ujian semester maupun ujian sekolah ataupun pra-ujian nasional.

Manuk juga mengatakan, selain akan meraih nilai yang baik, semua pihak juga berkomitmen untuk menjaga integritas UN. Tahun sebelumnya NTT termasuk dalam ranking integritas kejujuran tertinggi di Indonesia.

Karena itu, lanjut dia baik itu guru maupun siswa agar tidak terkecoh bila ada informasi kebocoran soal atau kunci jawaban.

"Kalau ada isu-isu bahwa soal bocor atau beredar kunci jawaban, maka guru maupu siswa sebaiknya tidak ikut-ikutan. Karena kami bisa pastikan bahwa soal atau kunci jawaban yang beredar itu tidak benar," katanya.

Penegasan Piet Manuk ini menindaklanjuti apa yang ditegaskan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI, Anies Baswedan.

"Pemerintah telah komit untuk menciptakan pendidikan di Indonesia yang berkarakter dan hal penting yang selalu ditekankan adalah kejujuran. Makanya, saya berani jamin, kalau ada soal atau kunci jawaban yang beredar, maka itu adalah palsu. Jangan cepat tergiur," kata mantan Kadis Sosial NTT ini.

Pewarta: Hironimus Bifel
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016