Jakarta (ANTARA News) - Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk Rusdi Rosman pembangunan pabrik bahan baku obat hasil kerja sama "joint venture" dengan Korea Selatan dapat menurunkan impor obat sebanyak 50 persen.

"Kami belum bisa memperkirakan harga akhir (obat) bisa bersaing berapa dengan harga (obat) impor, tetapi dari skalanya kami menghendaki 50 persen impor bisa dihentikan," kata Rusdi usai menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan di Jakarta, Rabu.

Rusdi menjelaskan pembangunan pabrik bahan baku obat di wilayah Lippo Cikarang tersebut dimulai tahun ini dan diperkirakan dapat beroperasi 1,5 tahun ke depan sesuai lamanya perizinan.

Menurut dia, Paket Kebijakan Ekonomi Jilid XI yang dikeluarkan oleh Presiden Joko Widodo salah satunya terkait pengembangan industri farmasi Indonesia dinilai dapat membangun kemandirian perusahaan untuk memproduksi bahan baku obat dalam negeri.

"Kebijakan tersebut keuntungannya untuk masyarakat karena kalau obat luar negeri masuk, tapi kita sudah membuat pasti bahan baku murah daripada impor. Ujung-ujungnya harga obat juga akan turun," ujar Rusdi.

Kimia Farma yang sudah mengadakan kerja sama "joint venture" dengan investor Korea Selatan akan memproduksi sekitar 15 bahan baku obat dari ratusan bahan yang ada di Indonesia.

Jika pabrik tersebut sudah selesai tahun depan, akan memproduksi obat-obat yang paling laku dikonsumen masyarakat.

Selanjutnya, Rusdi menjelaskan jika harga akhir obat tersebut tidak bisa bersaing dengan harga obat impor, pihaknya sudah memiliki pasar di Amerika Serikat dan Jepang.

"Partner kami sudah punya pasar di sana sehingga kalau tidak terserap bisa dialihkan ke Amerika Serikat dan Jepang karena memang kualitas (obat) luar biasa, lebih baik dari yang diimpor," kata Rusdi.

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016