Kita mengharapkan hasil dari KTT Luar Biasa akan menjadi dasar bagi kita untuk menindaklanjutinya di KTT yang akan datang, utamanya terkait mempersatukan negara-negarw OKI untuk mendorong upaya perjuangan Palestina,"
Jakarta (ANTARA News) - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan bahwa upaya mempersatukan negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk mendukung kemerdekaan Palestina akan berlanjut dalam Konferensi Tingkat Tinggi OKI ke-13 di Istanbul, Turki, 14-15 April 2016.

"Kita mengharapkan hasil dari KTT Luar Biasa akan menjadi dasar bagi kita untuk menindaklanjutinya di KTT yang akan datang, utamanya terkait mempersatukan negara-negarw OKI untuk mendorong upaya perjuangan Palestina," ujar Arrmanatha di Ruang Palapa Kemlu di Pejambon, Jakarta, Kamis.

Arrmanatha menambahkan bahwa langkah konkret dalam perjuangan kemerdekaan Palestina itu termasuk upaya pembangunan kapasitas bangsa Palestina di bidang ekonomi, perdagangan dan tata pemerintahan yang baik.

KTT-LB OKI ke-6 tentang Palestina dan Al Quds di Jakarta, 6-7 Maret lalu, telah mengeluarkan dua dokumen hasil, yakni Resolusi KTT-LB OKI dan Deklarasi Jakarta yang berisi 23 langkah konkret untuk membantu menyelamatkan Al Quds Al Sharif atau Yerusalem dari pendudukan Israel.

Terkait apakah Presiden RI akan menghadiri KTT tersebut, Jubir Kemlu belum dapat memastikannya karena belum ada informasi dari Kantor Presiden.

"Dalam waktu dekat kita akan dapat informasinya, tapi yang pasti Ibu Menlu (Retno Marsudi) akan hadir dalam Konferensi Tingkat Menteri," kata dia.

Jubir Kemlu menambahkan bahwa hingga saat ini telah ada beberapa permintaan pertemuan bilateral dengan Menlu RI, salah satunya dari Sekretaris Jenderal OKI Iyad Amen Madani.

Isu utama lainnya yang akan dibahas dalam KTT OKI ke-13 adalah penyelesaian konflik Yaman, Dan terkait hal itu Arrmanatha mengatakan Indonesia akan mendukung langkah-langkah yang akan dilakukan OKI.

"Kontribusi Indonesia akan kita buat yang selaras dengan yang telah dilakukan OKI," kata dia.

Pewarta: Azizah Fitriyanti
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016