Malang (ANTARA News) - Universitas Muhammadiyah Malang bekerja sama dengan Asosiasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (APPBIPA) berupaya untuk melakukan internasionalisasi Bahasa Indonesia agar penggunaan bahasa tersebut tidak sampai berkurang.

Kepala APPBIPA Pusat Dr Liliana Maliastuti, Sabtu, mengatakan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) telah membuka ruang yang luas bagi tenaga kerja asing untuk bekerja di Indonesia.

"Jika Bahasa Indonesia ini tidak dijaga, akan berdampak pada berkurangnya penggunaan bahasa Indonesia di ruang publik. Oleh karena itu, kami akan terus mengupayakan internasionalisasi Bahasa Indonesia ini," kata Liliana dalam pertemuan nasional APPBIPA di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jawa Timur.

Menanggapi persaingan tenaga kerja yang begitu ketat di era MEA, Liliana menyatakan BIPA akan memperjuangkan agar peraturan Menteri Ketenagakerjaan tentang tenaga kerja asing harus bisa berbahasa Indonesia diberlakukan kembali. "Peraturan ini penting untuk melindungi Bahasa Indonesia dan SDM bangsa kita sebagai tuan rumah," ujarnya.

Untuk itu, kata Liliana, di era globalisasi saat ini peran BIPA dalam mewujudkan internasionalisasi Bahasa Indonesia sangatlah penting. BIPA merupakan ujung tombak agar bangsa Indonesia khususnya Bahasa Indonesia bisa dikenal masyarakat internasional, karena ini juga merupakan amanah dari Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.

Menurut Liliana, yang juga penting untuk dibahas dan diwujudkan adalah sertifikasi bagi pengajar BIPA. Dengan adanya sertifikasi tersebut, nantinya akan ada standarisasi bagi pengajar BIPA. "Ini menjadi salah satu pekerjaan rumah kita yang harus segera kita wujudkan," ucapnya.

Meski saat ini belum ada sertifikasi bagi pengajar BIPA, kata Liliana, untuk meningkatkan kualitas para pengajarnya, APPBIPA selalu bekerja sama dengan badan bahasa dan perguruan tinggi untuk melakukan pelatihan metodologi pembelajaran bagi pengajar BIPA. "Mereka tetap harus memiliki kompetensi mengajar yang layak," tambahnya.

Sementara itu, Kepala BIPA UMM, Arif Budi Wuriyanto mengatakan BIPA UMM selalu mengembangkan program internasionalisasi Bahasa Indonesia. Hal itu sudah diawali dengan dibukanya Indonesian Corner di Thailand dan rencananya di negara ASEAN lainnya.

"Harapannya akan ada pengajar Bahasa Indonesia yang berasal dari negara tersebut," kata Arif.

Arif menambahkan pembelajaran BIPA harus dikembangkan secara integratif melalui bahasa dan kebudayaan. "Cara ini dapat membantu internasionalisasi universitas sekaligus mendidik mahasiswa untuk belajar tentang Indonesia," kata Arif yang juga Ketua APPBIPA Jawa Timur ini.

Program integratif yang dikembangkan antara lain pembelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Indonesia untuk tujuan riset, pengetahuan budaya Indonesia, keterampilan menulis riset dalam bahasa Indonesia.

Lebih lanjut, ia berharap anggota APPBIPA mampu mewujudkan internasionalisasi Bahasa Indonesia melalui aksi nyata dan kinerja yang terancang. "Diperlukan kesadaran dan tanggung jawab yang tulus untuk memajukan BIPA, bahasa dan bangsa Indonesia di mata dunia," pungkasnya.

Hadir pada pertemuan tersebut, Dewan Pembina APPBIPA Pusat, Dr Widodo HS, Kepala APBIPA Pusat, Dr Liliana Muliastuti MPd serta pimpinan Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) dari perguruan tinggi se-Jawa Timur.

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016