Damaskus (ANTARA News) - Ratusan warga sipil diangkut pada Sabtu (9/4) ke Palmyra di Provinsi Homs, Suriah Tengah, setelah militer Damaskus merebut kembali Kota Kuno tersebut, kata satu sumber pemerintah kepada Xinhua.

Sepuluh bus yang membawa warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, bergerak menuju Palmyra, sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk memulangkan orang yang terusir ke rumah mereka. Palmyra telah dikuasai oleh kelompok gerilyawan ISIS pada Mei lalu dan dibebaskan oleh militer Suriah serta petempur sekutunya pada Maret, kata satu sumber di kota Homs.

Rombongan pada Sabtu adalah yang kedua yang memasuki Palmyra; hampir 400 warga sipil pulang ke rumah mereka pada Kamis lalu (7/4), kata sumber yang tak ingin disebutkan jatidirinya itu.

"Jumlah hari ini lebih banyak dibandingkan yang pulang pada Kamis. Ada ratusan orang yang pulang ke rumah mereka di Palmyra," kata sumber tersebut.

Palmyra, yang berisi monumen yang berusia 2000 tahun dan warisan dunia UNESCO, merupakan bagian kuno kota itu dan tempat permukiman.

Setelah militer Suriah merebut kembali kota tersebut pada Maret, wilayah permukiman di kota itu kosong, kecuali bom pinggir jalan dan perangkap yang dipasang oleh anggota ISIS.

Militer Suriah dengan bantuan pencari ranjau Rusia dengan susah payah melucuti ratusan bom untuk melicinkan jalan bagi warga sipil.

Mereka yang kini dipulangkan ke rumah mereka adalah warga yang telah menyelamatkan diri dari kota itu sebelum serangan ISIS pada Mei tahun lalu, sedangkan sisanya dibawa pergi oleh ISIS ketika militer Suriah mendekat untuk merebut kembali kota tersebut pada 27 Maret.

Sejak merebutnya pada Mei tahun lalu, IS menghancurkan monumen penting di Palmyra.

Kuil Bel, yang didedikasikan buat Dewa Bel erat Mesopotamia dan kini hancur, diresmikan pada 32 M dan merupakan pusat kehidupan agama di Palmyra. Dewa Bel disembah oleh warga jaman dulu di Palmyra bersama Dewa Bulan Aglibol dan Dewa Matahari Yarhibol.

Kini, tak ada yang tersisa dari kuil itu selain gerbangnya, yang masih berdiri untuk bercerita kepada generasi masa depan bahwa pernah ada kuil yang diberi nama Bel di tempat tersebut, demikian laporan Xinhua.

Selain Bel, kuil lain di Palmyra, Baalshamin, juga hancur, dan tak ada yang tersisa.

Baalshamin, yang berasal dari penghujung Abad Ke-2, adalah salah satu bangunan kuno yang nyaris lengkap di Palmyra. Pada 1980, UNESCO merancang kuil itu sebagai Situs Warisan Dunia.

Anggota ISIS menghancurkan Baalshamin pada 23 Agustus 2015.

Pada 23 Mei 2015, petempur ISIS merusak sebagian Singa Al-Lat dan patung lain.

ISIS juga telah menghancurkan tiga makam menara yang paling terpelihara termasuk Menara Elahbel.

Pada 5 Oktober 2015, media melaporkan IS menghancurkan Gapura Kemenangan.

Semua itu adalah daerah yang paling parah dilanda serangan di Palmyra, tapi ada daerah lain --termasuk Amphitheater Roma, yang selamat dari kekuasaan ISIS tanpa kerusakan.

Para pejabat arkeologi Suriah menekankan bahwa pekerjaan akan segera dimulai untuk melancarkan proyek pembangunan kembali lokasi yang dibom di Palmyra dengan bantuan organisasi internasional, seperti UNESCO.

(C003)

Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016