Tim kami di ESDM dan BPH Migas telah menghitung kira-kira berapa dana yang dibutuhkan untuk membangun mulai dari 15 hari, yaitu Rp23,3 triliun."
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah, dalam hal ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membutuhkan dana Rp23,3 triliun untuk membangun cadangan minyak strategis sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo.

Menteri ESDM Sudirman Said saat rapat kerja dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Selasa mengatakan, pihaknya akan memulai pembangunan untuk 15 hari dari yang diperintahkan selama 30 hari.

"Presiden telah memberikan arahan untuk segera membangun cadangan minyak strategis," katanya.

Dia menambahkan saat ini harga minyak sedang turun, sehingga dana yang dialokasikan pun akan jauh lebih minim.

"Tim kami di ESDM dan BPH Migas telah menghitung kira-kira berapa dana yang dibutuhkan untuk membangun mulai dari 15 hari, yaitu Rp23,3 triliun," katanya.

Sudirman menjelaskan, rinciannya pembelian komoditas seharga 880,2 juta dolar AS atau sekitar Rp11,6 triliun dan untuk BBM 15 hari yang membutuhkan dana 888,7 juta dolar AS atau Rp11,7 triliun.

Dia menambahkan timnya juga telah mengidentifikasi kemampuan pemerintah untuk menyimpan cadangan minyak tersebut.

Saat ini, lanjut dia, Indonesia memiliki tangki minyak yang telah ada (idle) baik milik swasta, BUMN, ataupun milik KKKS yang akan memberikan tambahan kemampuan penyimpanan selama 3,58 hari.

"Kita juga sedang membangun tangki yang akan segera jadi yang diperkirakan bisa menyimpan 6,56 hari," katanya.

Ke depan, Sudirman mengatakan, apabila dimungkinkan pihaknya harus bangun tangki baru yang diperlukan untuk kapasitas 19,86 hari.

Dari hasil identifikasi timnya tersebut, lanjut dia, tangki yang idle ataupun yang sedang dibangun bisa dimanfaatkan untuk menampung produk kurang lebih sekitar 10 hari.

Sudirman memastikan perhitungan tersebut telah diusulkan kepada Presiden Jokowi, Kementerian Keuangan dan Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas).5

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016