Rotasi anggota fraksi di AKD itu hal biasa, yang tidak biasa kali ini ada proses pengambilan keputusannya `top-down` dari DPP PKS tanpa melibatkan pimpinan fraksi,"
Jakarta (ANTARA News) - Anggota Fraksi PKS Mahfudz Siddiq mempertanyakan kebijakan partainya merotasi beberapa kader PKS di pimpinan dan anggota Alat Kelengkapan Dewan DPR.

"Rotasi anggota fraksi di AKD itu hal biasa, yang tidak biasa kali ini ada proses pengambilan keputusannya top-down dari DPP PKS tanpa melibatkan pimpinan fraksi," katanya di Gedung Nusantara II, Jakarta, Selasa.

Dia menilai rotasi yang dilakukan tersebut merupakan gaya kepemimpinan baru DPP PKS, dan seharusnya semakin dewasa umur politik PKS harus semakin terbuka dalam proses pengambilan keputusannya. Menurut dia, repot kalau searah prosesnya tapi diikat dengan harus taat dan patuh.

"Nabi saja masih meminta pendapat dan masukan dari para sahabatnya dalam proses pengambilan keputusan," ujarnya.

Mahfudz mengatakan dalam rapat pleno F-PKS pada Senin (11/4) terungkap bahwa pimpinan fraksi tidak dilibatkan sama sekali dalam proses perubahan tersebut.

Dia menjelaskan rapat pleno F-PKS banyak anggota yang meminta audiensi fraksi dengan DPP PKS untuk mendapatkan penjelasan mengenai proses pengambilan keputusan tersebut.

"Saya diberi tahu ketua fraksi sebelum keputusan dibacakan, saya hargai itu," katanya.

Dia mengatakan hingga saat ini belum ada kejelasan permintaan audiensi tersebut sehingga dirinya tetap menunggunya sebagai jalan perubahan.

Sebelumnya, Fraksi PKS di DPR merombak pimpinan dan anggota Alat Kelengkapan Dewan dari F-PKS, dengan pertimbangan penyegaran di masing-masing komisi.

"Rekomposisi ini untuk rolling pengalaman antaranggota karena anggota PKS hanya 40 orang dari 560 anggota DPR," kata Ketua Fraksi PKS, Jazuli Juwaini di Ruang Rapat F-PKS, Jakarta, Senin.

Dia mengatakan F-PKS menginginkan 40 anggotanya kaya pengalaman selama menjadi anggota DPR sehingga perlu dilakukan rekomposisi.

Selain itu, menurut dia, rekomposisi itu untuk membangkitkan semangat anggotanya karena dikhawatirkan jika berada pada satu komisi dalam jangka waktu lama akan menimbulkan kebosanan.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016