Jakarta (ANTARA News) - Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI) akan memanfaatkan rapat South East ASEAN Region Anti-Doping Organization (SEARADO) di Hotel Peninsula Jakarta pada 15-17 April untuk persiapan menghadapi kejuaraan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang.

Wakil Ketua Umum LADI Yusuf Mujenih di Jakarta, Kamis, mengatakan, SEARADO merupakan pertemuan rutin dua tahunan untuk ajang konsolidasi anggota National Anti-Doping Organization (NADO) se-Asia Tenggara dan didukung penuh RADO dan World Anti-Doping Agency (WADA).

Selain Indonesia sebagai tuan rumah, negera peserta yang mengikuti SEARADO diantaranya adalah Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand, Myanmar, Filipina, Kamboja, Jepang (RADO) dan Kanada (WADA).

"Pertemuan ini akan membahas perkembangan dunia olahraga modern dan isu-isu lainnya ditengah maraknya penemuan berbagai cara penggunaan doping untuk meningkatkan performa. Selain itu pertemuan ini juga kami manfaatkan untuk persiapan Asian Games 2018," katanya.

Menurut dia, penggunaan doping pada olahragawan hingga saat ini masih terjadi. Apalagi banyak jenis obat baru yang harus dihindari dan salah satunya obat yang mengandung "meldonium". Obat ini seperti yang digunakan petenis Maria. Sharapova sebenarnya adalah obat flu dan diabetes. Namun, obat ini dinilai mampu meningkatkan performa.

Selain untuk membahas perkembangan doping, kata dia SEARADO di Jakarta ini juga sebagai ajang untuk pelatihan tenaga pengawas doping (DCO) yang diharapkan menjadi garda depan dalam menegakkan aturan anti-doping terutama untuk menghadapi kejuaraan multi event baik level nasional maupun internasional.

"Indonesia mengirim 20 peserta DCO nasional dari berbagai daerah untuk menjalani pelatihan yang trainer-nya langsung didatangkan dari WADA. Dengan pelatihan ini diharapkan mereka mempunyai kapasitas dan kompetensi yang handal sebagai DCO internasional," katanya menambahkan.

Yusuf Mujenih menegaskan, dengan adanya pelatihan DCO tersebut diharapkan juga sebagai penguatan LADI secara kelembagaan maupun sumber daya manusia. Dengan mendapatkan lisensi dari WADA diharapkan pula DCO asal Indonesia mampu bersaing dengan DCO dari negara lain.

Pewarta: Bayu K
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016