Tokyo (ANTARA News) - Korban tewas gempa berkekuatan 7,3 Skala Richter (SR) yang melanda Jepang selatan, pada Sabtu dini hari, bertambah menjadi 11 orang.

Badan penyiaran umum Jepang, NHK, melaporkan 11 orang tewas dan 760 orang sampai saat ini dirawat di rumah sakit, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu siang.

Gempa ini merupakan gempa kedua di Jepang, setelah sebelumnya bencana yang sama dengan kekuatan 6,4 SR terlebih dahulu mengguncang kota Kumamoto, Pulau Kyushu, pada Kamis (14/4).

NHK juga menyampaikan pihak berwenang Jepang telah memperingatkan masyarakat akan adanya kerusakan besar di wilayah tersebut di antaranya potensi kebakaran, padamnya listrik, jembatan runtuh dan lubang terbuka di jalan.

Selain itu, bendungan di kawasan terjadinya gempa juga berpotensi runtuh, sehingga warga diimbau menghindari kawasan itu.

Seorang pejabat pemerintahan di sana mengemukakan guncangan kedua di Jepang ini tidak mempengaruhi tiga pembangkit listrik tenaga nuklir di daerah tersebut.

Namun, gempa itu sempat memicu peringatan Tsunami, yang kemudian dicabut.

Kendati demikian, setidaknya ada 50 gempa susulan, setelah bencana berkekuatan 7,3 SR itu mengguncang Jepang selatan.

TV Asahi, salah satu televisi nasional Jepang, menyiarkan upaya penyelamatan 11 orang yang terperangkap di sebuah apartemen universitas di kota Minami Aso.

Informasi yang dilansir NHK juga menyebutkan letusan api sempat menyasar sebuah apartemen di kota Yatsushiro, serta dilaporkan juga beberapa orang terjebak di sebuah rumah sakit yang terletak di kota Mashiki.

Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga mengatakan sekitar 80 orang diyakini terperangkap atau terkubur di reruntuhan bangunan akibat gempa itu.

Ia menuturkan sebanyak 15.000 pasukan penyelamat tambahan, yang terdiri dari polisi, pemadam kebakaran, dan petugas medis, akan dikirim untuk membantu mengevakuasi korban.

"Kami akan melakukan semua cara untuk menanggapi bencana ini, para pasukan akan disebar menuju rumah-rumah yang rusak untuk menolong korban," kata Suga.

Menurut Survei Pertanahan Amerika Serikat, pusat gempa terletak di dekat kota Kumamoto dan berada pada kedalaman dangkal 10 kilometer (6 mil), yang mana sebanyak 200.000 kepala keluarga diperkirakan terdampak oleh bencana ini.

Perdana Menteri Shinzo Abe, ketika tiba di kantornya, mengatakan kepada wartawan bahwa pihaknya akan mengusahakan segala cara untuk melacak semua kerusakan yang terjadi, melaksanakan penyelamatan dan pemulihan, serta meraih informasi yang akurat mengenai warga di lokasi gempa.

"Ada kemungkinan kerusakan telah mencakup wilayah yang luas," kata Abe.

Badan Meteorologi Jepang awalnya mengatakan guncangan gempa kedua ini 22 kali lebih kuat daripada gempa yang terjadi pada Kamis lalu.

Sejumlah media melaporkan, jaringan transportasi di kawasan bencana itu mengalami kerusakan cukup parah dengan satu terowongan ambruk, jembatan jalan raya rusak, jalan terhalang tanah longsor, layanan kereta api dihentikan, dan Bandara Kumamoto juga ditutup.

Kondisi ini diperkirakan dapat menimbulkan tanah longsor dan kerusakan struktur tanah yang lebih parah, dengan adanya prakiraan hujan lebat dalam beberapa hari mendatang, kata badan meteorologi.

(A073)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016