Jakarta (ANTARA News) - Teknologi Jajar Legowo Super yang merupakan hasil inovasi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian akan dikembangkan di 11 provinsi pada lahan seluas total 300 hektare (ha).

Kepala Balitbangtan M Syakir di Jakarta, Senin, mengatakan teknologi budidaya padi berbasis cara tanam jajar legowo tersebut telah diterapkan pada lahan Dem-area seluas 50 hektare di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat dan mampu meningkatkan produktivitas tanaman padi.

Menurut dia, berdasarkan hasil panen ubinan yang dilakukan tim terpadu BPS Indramayu, peneliti Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian Indramayu, UPTD Kecamatan Bangodua, TNI dari Koramil Bangodua dan Gapoktan peserta demonstrasi area (demarea) diperoleh produktivitas gabah kering panen (GKP) untuk varietas Inpari 30 Ciherang Sub-1 sebesar 13,9 ton per hektare.

"Untuk varietas Inpari 32 sebanyak 14,4 ton/ha, dan varietas Inpari 33 sebesar 12,4 ton/ha, sedangkan rata-rata produktivitas pertanaman petani di luar demarea dengan varietas Ciherang sebanyak 7 ton/ha," katanya.

Syakir menyatakan, teknologi Jajar Legowo Super meliputi varietas unggul baru (VUB) potensi hasil tinggi, biodekomposer secara insitu sebelum pengolahan tanah, pupuk hayati dan pemupukan berimbang, pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) menggunakan pestisida nabati dan pestisida anorganik berdasarkan ambang kendali serta alat dan mesin pertanian  khususnya transplanter dan combine harvester.

"Berdasarkan hasil analisa usaha tani menunjukkan bahwa teknologi Jajar Legowo Super sangat layak untuk dikembangkan secara luas di masyarakat," katanya.

Teknologi Jajar Legowo Super sebagai pendongkrak produktivitas, lanjutnya, jika diterapkan secara keseluruhan oleh petani maka mereka akan memperoleh produksi sekitar 10 ton GKG/ha per musim tanam.

Dengan demikian, menurut dia, terjadi peningkatan produktivitas sebanyak 4 ton/ha per musim tanam dibandingkan dengan rata-rata produksi jajar legowo di sawah irigasi sebanyak 6 ton GKP/ha per musim.

"Bila teknologi Jajar Legowo Super diterapkan oleh petani sebanyak 20 persen dari luas sawah irigasi yang ada di Indonesia sekitar 4,8 juta ha yaitu 960 ribu ha maka produksi nasional akan bertambah sekitar 3,84 juta ton GKG per musim tanam," katanya.

Dalam satu tahun atau dua kali musim tanam, tambahnya, maka akan diperoleh tambahan produksi 7,68 juta ton GKG setara 4,76 juta ton beras.

Terkait pengembangan teknologi Jajar Legowo Super di 11 provinsi, Kepala Balitbangtan menyatakan, nantinya petani akan diberikan bantuan benih.

"Lahan yang dipergunakan nantinya lahan sawah yang beririgasi teknis sehingga diharapkan mampu meningkatkan indeks pertanaman," katanya.

Pewarta: Subagyo
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016