Kita mencoba menggalang kekuatan dari kemajemukan. Kami berkeyakinan kemajemukan adalah kekuatan, dan kami ingin buktikan keragaman Indonesia sebagai kekuatan. Kekuatan ini akan kita guanakan untuk menyelesaikan masalah bangsa."
Jakarta (ANTARA News) - Mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin bersama sejumlah tokoh dari berbagai bidang mendirikan organisasi massa bernama Pergerakan Indonesia Maju (PIM) yang bergerak untuk mengentaskan permasalahan-permasalahan sosial nyata di masyarakat.

"Kita mencoba menggalang kekuatan dari kemajemukan. Kami berkeyakinan kemajemukan adalah kekuatan, dan kami ingin buktikan keragaman Indonesia sebagai kekuatan. Kekuatan ini akan kita guanakan untuk menyelesaikan masalah bangsa," ujar Din di Jakarta, Senin.

PIM saat ini memiliki 45 anggota Dewan Nasional dengan Din Syamsuddin sebagai ketua, Siti Zuhro sebagai wakil ketua, Philip Wijaya wakil ketua, Ali Masykur Musa sekretaris, dan Ulla Nuchrawaty sebagai bendahara.

Din menyebut pembentukan Dewan Wilayah akan dilakukan dalam dua minggu ke depan di 35 provinsi di Indonesia dengan masing-masih wilayah sebanyak delapan anggota.

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah tersebut menjelaskan PIM diisi oleh orang-orang dengan latar belakang yang berbeda-beda, lintas agama, lintas suku, dan lintas profesi.

Tujuan dibentuknya PIM, kata dia, untuk fokus dan terkonsentrasi menyelesaikan permasalahan bangsa yang nyata dan harus segera diambil tindakan.

Ia menyebut PIM sudah memiliki sejumlah rencana program aksi seperti Taman Bacaan Rakyat, Desa Mandiri Energi, Percepatan Pengentasan Buta Aksara, dan Pendirian Rumah Layak untuk Rakyat.

Selain itu, PIM juga akan memberikan pandangan-pandangan terkait permasalahan yang ada, serta meluruskan wacana politik yang hiruk pikuk melainkan menentramkan dunia politik agar lebih bijak.

Din juga menegaskan PIM tidak menjadi partai politik tetapi hanya sebagai organisasi massa yang bertindak menyelesaikan permasalahan yang nyata.

Rencananya, PIM akan mendeklarasikan diri sebagai organisasi massa pada 9 Mei 2016.

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016