Chicago (ANTARA News) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir naik tipis pada Senin (Selasa pagi WIB), didorong dolar AS yang menunjukkan pelemahan.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Juni bertambah 0,40 dolar AS atau 0,03 persen menjadi menetap di 1.235,00 dolar AS per ounce.

Emas mendapat dukungan ketika dolar AS mengalami penurunan terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pada Senin, karena data ekonomi terbaru dari yang keluar dari negara itu secara keseluruhan negatif.

Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang diukur dalam dolar menjadi lebih mahal bagi investor.

Sementara itu, negara-negara penghasil minyak utama dunia gagal menghasilkan perjanjian konkrit untuk membekukan produksi pada akhir pertemuan tingkat menteri di Doha, Qatar, Minggu tengah perbedaan pendapat tentang kata-kata dari perjanjian.

Harga minyak mengurangi sebagian besar kerugian awal menjadi diperdagangkan sedikit lebih rendah pada sekitar tengah hari Senin setelah pertemuan Doha, dan para analis mencatat bahwa emas berjangka dibantu oleh permintaan "safe haven" karena stok minyak turun setelah pertemuan Doha.

Para pedagang sedang menunggu laporan "housing starts" (rumah yang baru dibangun) di AS pada Selasa, penjualan "existing home" (rumah bekas) pada Rabu, dan klaim pengangguran serta Philadelphia Fed Business Outlook Survey pada Kamis.

Para analis percaya bahwa harga minyak akan mengarahkan dolar AS dan selanjutnya emas, laporan-laporan ekonomi ini kemungkinan akan mempengaruhi tingkat kepercayaan investor dan memberikan perkiraan yang lebih baik untuk prospek jangka panjang bagi emas.

Di sisi ekonomi, indeks pasar perumahan tidak berubah untuk bulan ketiga berturut-turut di 58 pada April, menurut sebuah laporan yang dirilis Senin oleh National Association of Home Builders.

Perak untuk pengiriman Mei turun enam sen, atau 0,37 persen, menjadi ditutup pada 16,253 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun 12,1 dolar AS, atau 1,22 persen, menjadi ditutup pada 977,80 dolar AS per ounce. Demikian laporan Xinhua.

(A026)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016