Ternate (ANTARA News) - Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) SMP sederajat tahun 2016 di Provinsi Maluku Utara (Malut) belum menggunakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), karena infrastruktur pendukungnya belum siap.

Sekretaris UN Malut Abdul Ajid Tuhuteru di Ternate, Rabu, mengatakan semula ada rencana untuk melaksanakan UNBK di sejumlah SMP di Malut, tetapi setelah melihat kesiapan infrastrukturnya terutama komputer yang sangat terbatas akhirnya diputuskan untuk semuanya menggunakan UN manual.

Pada UN tahun 2017 diharapkan sudah ada SMP sederajat di Malut yang menggunakan UNBK, karena Pemprov Malut telah menjanjikan untuk memberi bantuan komputer kepada SMA dan SMP di daerah ini guna mendukung pelaksanaan UNBK.

Menurut Abdul Ajid Tuhuteru, pelaksanaan UN dengan menggunakan UNBK memang lebih baik karena selain lebih praktis dan efisien, juga bisa mencegah terjadinya kebocoran soal seperti yang sering terjadi pada UN manual serta hasilnya lebih dijamin kejujurannya.

Pada UN SMA sederajat tahun 2016 di Malut ada 17 sekolah yang melaksanakan UNBK, sembilan sekolah di antaranya di Kota Ternate dan saat itu berlangsung lancar meski awalnya sempat dihantui kemungkinan terjadinya pemadaman listrik dan gangguan internet.

Menyinggung naskah soal UN SMP sederajat di Malut, ia mengatakan, saat ini sudah dalam proses pengiriman dari perusahaan percetakan ke Ternate dan ditargetkan paling lama tanggal 1 Mei 2016 semuanya sudah berada di masing-masing kabupaten/kota.

Pengangkutan naskah soal UN SMP sederajat tersebut dari perusahaan percetakan ke Ternate, termasuk saat pendistribusiannya ke sepuluh kabupaten/kota di Malut dan ke titik terdekat sekolah penyelenggara UN mendapat pengawalan ketat dari aparat kepolisian dan panitia UN, sehingga dijamin keamanannya dari kemungkinan terjadinya kebocoran.

Abdul Adjid Tuhuteru mengimbau kepada 27.000 siswa SMP sederajat yang akan mengikuti UN untuk tidak mudah percaya dengan tawaran kunci jawaban soal UN dari pihak-pihak tertentu, apalagi dengan permintaan uang karena dapat dipastikan semua itu palsu.

Pewarta: La Ode Aminuddin
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016