SOS sangat khusus, pada saat klik akan merekam 10 detik pertama."
Jakarta (ANTARA News) - Aplikasi yang difokuskan untuk melindungi kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak, HELP, memang belum secara resmi diluncurkan. Namun, pengembangan dan penyempurnaannya terus berlangsung.

Salah seorang founder HELP, Dian Ernawati, mengungkap fitur aplikasinya itu masih mendapat saran dan masukan. Hal itu diungkapkannya saat memperkenalkan HELP di @america, Jakarta, Kamis.

Usai mengunduh aplikasi di Play Store dari Google, tampilan pertama HELP yang terlihat pengguna adalah peta (map) memperlihatkan lokasinya.

Peta tersebut akan menunjukkan lingkar kawasan (circle of map), tempat-tempat penting yang ada di sekitar pengguna. Contohnya, Markas Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya), yang menyertakan nomor telpon, alamat dan jenis pelayanan yang dapat dilakukan.

Tidak hanya kantor polisi, lingkar peta tersebut juga memperlihatkan rumah sakit dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) terdekat. Pengguna dapat terdorong (encouragement) melihat jalan pintas (shortcut) informasi lengkap, misalnya penggunaan jasa Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) atau pun pola pelayanan yang di berikan lembaga sejenis.

"Korban biasanya sebelum melapor akan berpikir karena mereka butuh encouragement diri sendiri. Informasi ini mereka butuhkan untuk melakukan pelaporan," kata Dina.

Ia menimpali, "Kami juga memberikan shortcut. Saat di jalan tidak aman, dapat pencet shortcut polisi kalau buruh langsung ke polisi, begitu pula dengan medical."

Selain shortcut, HELP, juga menghadirkan fitur tombol darurat (emergency button) dengan empat tombol berbeda. Pertama, tombol hot line yang terhubung ke Komisi Nasional (Komnas) Perempuan, Kementerian Sosial (Kemensos), Komisi Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), yang tersedia mulai pukul 09.00 hingga 15.00.

Kedua, tombol dengung (buzz button), yang menghubungkan pengguna dengan jaringan langsung (immediate network), sekelompok orang terpilih yang ditentukan pengguna sehingga secara otomatis dapat dihubungi saat darurat dilengkapi lampiran foto (attach picture).

"Saat registrasi akan dimintai lima nama dengan nomor telepon, hubungan, dan apakah menggunakan aplikasi ini," ujar Dina.

Selain itu, ia mengemukakan, "Pada waktu diklik mendapat opsi menulis pesan dan attach picture. Jika darurat teks tidak perlu diisi. Di sini ada otomatis notifikasi dan langsung diterima diterima oleh lima orang tersebut."

Saat pesan dari pengguna diterima, dikatakannya, akan disertakan tautan yang jika diklik akan membawa ke lokasi pengguna saat menekan tombol, dan lokasi akan diperbarui setiap lima detik. Fitur tersebut dapat digunakan, misalnya saat merasa tidak nyaman berada di dalam taksi.

Fitur emergency button ketiga adalah nomor kontak 110 yang terintegrasi dengan layanan dari kepolisian, sehingga pengguna dapat melakukan secara gratis.

Tombol terakhir disebut selamat jiwa kami (save our soul/SOS), yang mencatat paket informasi insiden.

"SOS sangat khusus, pada saat klik akan merekam 10 detik pertama. Di dalamnya ada incident package of information yang akan kami sampaikan ke penegak hukum dalam hal ini polisi yang secara bersamaan akan dikirim ke penerima buzz button," katanya.

Berikutnya, ia menyatakan, HELP dilengkapi menu berisi informasi peraturan perundang-undangan, pustaka elektronik (e-library) yang didalamnya terdapat berita, opini, video dan buku elektronik (ebook).

Selanjutnya, disampaikannya, HELP memiliki statistik yang bekerja sama dengan Komnas Perempuan untuk mengetahui catatan mulai dari 2004 dan lembaga terkait sebagai penyedia konten.

Menu terakhir HELP disebut konten sangat khusus (specific content), yang salah satunya berisi informasi tentang kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

"Konten yang kami harapkan pengguna dapat langsung ketahui apa yang mereka lakukan saat kekerasan terjadi kepada mereka atau orang terdekat mereka," demikian Dina Ernawati.

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016