Saat perjalanan dari London ke Brussels, scooping paper sudah selesai dan siap dinegosiasikan dalam konteks CEPA,"
Brussels (ANTARA News) - Indonesia menyarankan percepatan implementasi Perjanjian Menyeluruh Kemitraan Ekonomi (CEPA) antara Uni Eropa dengan Indonesia dengan persiapan yang sudah dilakukan.

"Saat perjalanan dari London ke Brussels, scooping paper sudah selesai dan siap dinegosiasikan dalam konteks CEPA," kata Menlu Retno Marsudi d Brussels, Kamis.

Menurut Menlu, selesainya scooping paper merupakan sinyal kuat mengenai keterbukaan dan kompetiveness Indonesia dan UE.

Menlu menjelaskan dalam kunjungannya ke Brussels, Presiden Jokowi akan bertemu dengan petinggi Uni Eropa.

Menlu menyebutkan RI merupakan negara pertama yang punya perjanjian kemitraan dengan dengan Uni Eropa. "Ini menandai konkretnya kerja sama bidang ekonomi," kata Menlu.

Ia menjelaskan Scooping paper merupakan komitmen yang diberikan masing-masing pihak untuk bernegosiasi.

"Ini sudah bertahun-tahun tapi belum selesai, Presiden Jokowi mengarahkan untuk mempercepat ini," katanya.

Selain membahas CEPA, menurut Menlu, Presiden Jokowi juga akan membahas bagaimana produk kayu Indonesia yang sudah bersertifikat (SVLK).

"Perjanjian terkait ini harus segera diselesaikan sehingga ekspor kayu Indonesia tidak perlu diperiksa lagi," katanya.

Menurut Menlu, Presiden Jokowi juga akan membahas pentingnya mengagungkan toleransi dalam situasi dunia saat ini.

"Harapan dunia sangat besar kepada Indonesia, dimana Islam demokrasi, toleransi bisa berkembang baik. Indonesia didengar pendapatnya, kita punya penduduk besar, ada demokrasi dan ekonomi tumbuh," kata Menlu.

Pewarta: Agus Salim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016