Beijing (ANTARA News) - Operator kereta nasional Tiongkok, China Railway, ingin memperluas kerja sama dengan Indonesia, menawarka kerja sama peningkatan kecepatan kereta api sedang guna memaksimalkan fungsi alat transportasi massal tersebut.

"Kami ingin dapat memperluas kerja sama di bidang perkeretaapian dengan Indonesia, yakni peningkatan kecepatan kereta api sedang," kata Presiden China Railway Sheng Guangzu saat menerima kunjungan Menteri Perhubungan RI Ignasius Jonan di Beijing, Jumat.

Ia mengatakan negaranya telah enam kali meningkatkan kecepatan kereta api sedang sejak menerapkan keterbukaan dan reformasi tahun 1979.

"Sebelum reformasi kecepatan rata-rata kereta api sedang kami hanya berkisar 80 hingga 100 kilometer per jam," ungkap Sheng Guangzu.

Selanjutnya, sepanjang 1979 hingga 2007 China membangun jalur kereta api berkecepatan sedang 120 kilometer hingga 160 kilometer per jam secara besar-besaran di seluruh wilayahnya.

Hingga akhir 2015 jumlah jalur kereta api sedang dengan kecepatan 120 kilometer per jam atau lebih yang telah dibangun mencapai 63 ribu kilometer.

"Kereta api berkecepatan sedang yang dibangun telah pula disesuaikan dengan kondisi geografis, iklim dan cuaca di wilayah Tiongkok. Kami memiliki empat musim, ada wilayah yang sangat dingin saat musim dingin, tetapi ada pula wilayah yang memiliki cuaca atau iklim yang sama dengan di Indonesia," kata Sheng Guangzu.

Saat ini, dia menjelaskan, kereta api sedang di negaranya memiliki kecepatan 120 hingga 160 kilometer per jam.

"Tentu peningkatan kecepatan kereta api sedang sangat menguntungkan bagi Indonesia. Dan ini dapat menjadi peluang kerja sama perkeretaapian antara Tiongkok dan Indonesia di masa datang," kata Sheng Guangzu.

Selain itu, China Railway menawarkan kerja sama penerapan teknologi perkeretaapian secara umun kepada Indonesia.

Menanggapi penawaran tersebut, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menyatakan pemerintah akan menindaklanjuti penawaran itu.

"Kami akan menindaklanjuti dengan mengirimkan tim terlebih dulu dari PT KAI," katanya.

Ia mengatakan saat ini Indonesia memiliki kereta api berkecepatan sedang untuk penumpang maupun barang.

"Rata-rata jumlah penumpang yang menggunakan kereta api sekitar 300 hingga 400 juta orang per tahun dengan jumlah angkutan barang sekitar 15 hingga 20 ribu ton per hari," ungkapnya.

Sebelum melakukan pembicaraan dengan pejabat China Railway, Menteri Perhubungan dan rombongan didampingi Duta Besar RI untuk Tiongkok merangkap Mongolia Soegeng Rahardjo meninjau ruang Pengawasan dan Pengendalian Kereta Api yang mengatur dan mengawasi seluruh pergerakan kereta apa di China.

Pewarta: Rini Utami
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016