Jakarta (ANTARA News) - Public Policy Director Twitter Australia dan Asia Tenggara, Julie Inmant Grant, menyarankan pengguna untuk melakukan "BRIM" saat menghadapi kekerasan di Twitter.

BRIM yang dimaksud Julie adalah Block, Report, Ignore dan Mute. Tidak membutuhkan waktu lama, langkah-langkah tersebut dapat dilakukan kurang dari 25 detik. Bahkan, tidak perlu membuka laptop atau PC, pengguna dapat melakukannya melalui aplikasi.

"Kami ingin semua orang merasa aman, semakin banyak laporan, prioritas menjadi semakin tinggi," ujar Julie, dalam kampanye #PositionOfStrength, di Jakarta, Sabtu.

Anda dapat menggunakan fungsi Block untuk menghentikan pengguna tertentu mengikuti, menandai di foto atau mengkases tweet Anda. Setiap @balasan atau sebutan dari pengguna yang diblokir tidak akan muncul di tab sebutan Anda, meskipun tweet tersebut tetap muncul di pencarian.

Untuk tReport, pengguna dapat melaporkan konten ke Twitter dengan klik pilihan "Laporan Tweet" yang terdapat di setiap Tweet atau mengisi salah satu formulir online di Pusat Bantuan Twitter untuk mengirim pesan kepada tim Trust & Safety.

Anda juga dapat melakukan Ignore dan Mute. Pengguna yang kasar sering kehilangan minat setelah mereka menyadari bahwa Anda tidak akan menanggapi mereka.

Anda dapat menyembunyikan Tweet pengguna tertentu dari timeline tanpa memblokir mereka dengan menggunakan fungsi mute. Ikon merah mute yang hanya terlihat oleh Anda akan muncul di profil mereka dan tetap ada hingga Anda membatalkan pembisuan mereka.

Dalam melakukan investigasi, Julie mengatakan bahwa Twitter menggunakan teknologi canggih dalam mengidentifikasi tiap laporan, untuk kemudian ditindaklanjuti.

Tahun lalu, Twitter telah meluncurkan Twitter Safety Center atau pusat keamanan Twitter dalam bahasa Indonesia yang dapat diakses di safety.twitter.com.

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016