Beirut (ANTARA News) - Seorang menteri Iran menyatakan Sabtu waktu setempat bahwa ISIS tengah menyusun siasat dan konspirasi melawan Iran dari ibu kota de facto-nya Raqqa di Suriah dan telah berulang kali berusaha mengirimkan "tim-tim teroris" masuk ke Iran.

Menteri Intelijen Iran Mahmoud Alavi mengatakan dalam wawancara dengan televisi Lebanon al-Mayadeen bahwa jika Iran tidak memerangi terorisme di Suriah dan Irak maka ISIS tidak melakukan konspirasi teror itu di Iran.

Untuk itulah, Iran merasa mendapatkan pengesahan untuk terus berperan dalam konflik Suriah karena berkaitan dengan keamanan nasionalnya, sambung sang menteri.

Republik Islam Iran yang bagian barat wilayahnya berbatasan dengan Irak, belakangan ini terlihat mengirimkan tentara reguler dan sukarelawannya untuk mendukung pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad guna memerangi pemberontak dan militan ISIS yang berusaha mendongkel Assad.

Iran memiliki dua angkatan bersenjata, yakni tentara reguler sebagai pasukan pertahanan nasional dan Korps Pengawal Revolusi Iran setelah revolusi itu demi melindungi negara tersebut dari baik lawan di dalam negeri maupun luar negeri.

Bagian dari kedua angkatan bersenjata itu terlihat berperang atau menjadi penasihat militer dalam konflik Suriah yang sudah berumur lima tahun tersebut.

Tentara Iran juga ikut memerangi ISIS di Irak.

"Raqqa di Suriah adalah salah satu tempat di mana (ISIS) merancang siasat dan konspirasi melawan Iran," kata Alavi dalam wawancara yang kemudian dikutip Reuters itu.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016